Ayat-Ayat Kehidupan dari Al-Baqarah Refleksi dan Pedoman

Surat Al-Baqarah Ayat 71-80: Kisah Sapi Betina dan Pelajaran Berharga

Surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak kisah dan pelajaran penting bagi umat manusia. Salah satu segmen yang paling terkenal dan sarat makna adalah ayat 71 hingga 80, yang menceritakan kisah mengenai perintah Allah untuk menyembelih seekor sapi betina. Peristiwa ini bukan sekadar kisah Nabi Musa AS beserta kaumnya, melainkan juga mengandung hikmah mendalam tentang ketaatan, kehati-hatian dalam bertanya, dan kebesaran rahmat Allah SWT. Mari kita selami makna dan pelajaran dari ayat-ayat ini, dilengkapi dengan teks latin dan terjemahannya untuk kemudahan pemahaman.

Ayat 71

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا۟ بَقَرَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
Wa idz qoola Musaa liqoumihi innallaha ya’murukum an tadzbaḥuu baqoroh, qooluu atattakhidzu-naa huzuan, qoola a’uudzu billahi an akoona minal jaahiliin.
Dan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata, "Apakah engkau hendak menjadikan kami bahan olok-olokan?" Musa menjawab, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh."

Ayat 72

فَٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ ۖ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌۢ بَيْنَ ذَٰلِكَ ۖ فَٱفْعَلُوا۟ مَا تُؤْمَرُونَ
Fad’u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, qoola innahuu yaqulu innahaa baqorotun laa faaridhuw wa laa bikrun ‘awaanum baina dzaalika faf’aluu maa tu’muruun.
Kemudian mereka menyembelihnya, tetapi hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Musa berkata, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata, "Tuhan mohonkanlah (kiranya) dijelaskan kepada kami, apa sapi betina itu?" Musa menjawab, "Tentu, Allah berfirman, 'Sapi betina itu adalah yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, tetapi (usia) di antara itu. Maka laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu'."

Ayat 73

فَقَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَآءُ فَاقِعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ
Faqooluu ud’u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa lawnuhaa, qoola innahuu yaqulu innahaa baqorotun shofraau faqii’ul lawnuhaa tasurrun naaziriin.
Mereka berkata, "Tuhan mohonkanlah (kiranya) dijelaskan kepada kami, apa warnanya?" Musa menjawab, "Tentu, Allah berfirman, 'Sapi betina itu berwarna kuning tua, yang tampak menyenangkan orang-orang yang melihatnya'."

Ayat 74

فَقَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ إِنَّ ٱلْبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهْتَدُونَ
Faqooluu ud’u lanaa robbaka yubayyin lanaa maa hiya, innal baqora tasyabaaha ‘alainaa wa innaa idzaa syaa’allahu lamuhtaduun.
Mereka berkata, "Tuhan mohonkanlah (kiranya) dijelaskan kepada kami, sapi apakah itu, karena sesungguhnya sapi (jenis) itu, sama (belum jelas) bagi kami, dan sesungguhnya kami jika Allah menghendaki, niscaya akan mendapat petunjuk."

Ayat 75

قَالُوٓا۟ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ وَلَٰكِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ قَالَ وَلَٰكِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْكَ مِن رَّبِّكَ لَيطغَوا۟ وَيَحْفَظُونَهُۥ
Qooluu atattakhidzu-naa huzuan, wa lakinnal ladziina uutul ‘ilma qoola wa lakinnal ladziina uutul ‘ilma bimaa unzila ‘alaika mir Robbika layatghaw wa yahfazuunahuu.
Musa berkata, "Tentu, Allah berfirman, 'Sesungguhnya sapi (jenis) itu adalah sapi yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, bersih (tidak bercampur) dan tidak ada"

Ayat 76

فَلَمَّآ جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِٱلْحَقِّ قَالُوٓا۟ ٱئْتُوا۟ بِبَعْضِ مَا يَقُولُ إِن كُنتُم صَٰدِقِينَ
Falammâa jaaa’ahum Musaa bil haqqi qooluu i’tu biba’dhi maa yaqulu in kuntum shooodiqiin.
Maka ketika Musa datang kepada mereka membawa mukjizat-mukjizat Kami, mereka berkata, "Ini sihir yang nyata."

Ayat 77

وَإِذْ تَبَرَّؤُا۟ مِنْكُم وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَسْتَجِيبُونَ
Wa idz tabarrou’u minkum wa mimmaa ta’buduuna min duunillaahi wad’u robbakum la’allakum tastajiibuun.
Maka mereka tidak mau membunuh sapi itu, dan berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa (sapi) yang dimaksud itu?" Musa menjawab, "Tentu, Allah berfirman, 'Sapi itu adalah sapi yang belum pernah diperah airnya dan tidak pula dipakai untuk membajak sawah, dan (tubuhnya) sehat serta tidak ada"

Ayat 78

وَلَٰكِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّآ إِفْكٌ مُّبِينٌ
Wa lakinnal ladziina kafaruu min qablu qooluu maa haadzaa illaaa ifkum mubiin.
Dan ingatlah ketika kamu membunuh seorang seseorang, lalu kamu saling tuduh-menuduh, padahal Allah memperlihatkan apa yang kamu sembunyikan.

Ayat 79

فَقُلْنَا ٱضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْيِۦ ٱللَّهُ ٱلْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Faqulnaadhribuuhi biba’dihaa kadzaalika yuhyil laahul mawtaa wa yuriikum aayaatihi la’allakum ta’qiluun.
Maka Kami berfirman, "Pukullah mayat itu dengan sebagian sapi betina itu." Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang mati, dan Allah memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya agar kamu memahaminya.

Ayat 80

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِىَ كَٱلْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ ٱلْمَآءُ ۚ وَإِنَّ مِنَهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Tsumma qosath quluubukum mim ba’di dzaalika fahiya kal hijaaroti au ashaddu qoswah, wa inna minal hijaaroti lamayatafajjaru minhul anhaaru, wa inna minhaa lamayash sesyaqqaqu fa yakhruju minhul maa’u, wa inna minhaa lamayahbiṭu min khashyatillaah, waallahu bighaafilin ‘amma ta’maluun.
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu ada yang memancarkan sungai-sungai, dan ada pula yang membelah lalu keluarlah mata airnya, dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

Kisah sapi betina ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kaum Bani Israil seringkali mempersulit diri sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbelit-belit, padahal perintah Allah sudah jelas. Sifat keras kepala dan banyak bertanya yang berlebihan ini justru membuat mereka harus mencari sapi dengan kriteria yang semakin spesifik dan akhirnya menemukannya dengan susah payah.

Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk memiliki kehati-hatian dan ketulusan dalam beribadah, serta pentingnya mematuhi perintah Allah tanpa banyak bertanya atau mencari-cari alasan. Pelajaran lain yang dapat diambil adalah mengenai bagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang mati sebagai bukti kekuasaan-Nya. Terakhir, ayat 80 mengingatkan kita akan bahaya hati yang keras, yang bahkan lebih keras dari batu, dan bagaimana hati yang lembut justru lebih mampu merasakan kebesaran Allah. Semoga kita senantiasa diberikan hati yang tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.

🏠 Homepage