Surat Al Baqarah, juz kedua dalam Al-Qur'an, menyimpan segudang hikmah dan pelajaran berharga bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang penuh makna, terdapat ayat 83 dan 84 yang secara khusus menyoroti kisah Bani Israil dan pelajaran yang dapat dipetik oleh kita sebagai umat Muslim. Ayat-ayat ini mengajak kita untuk merenungkan tentang hakikat janji, konsekuensi dari sebuah kesepakatan, serta pentingnya menjaga lisan dan tindakan.
Pengambilan Janji (Metsaq)
Ayat-ayat ini diawali dengan pengingat tentang "metsaq" atau janji agung yang diambil oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari Bani Israil. Janji ini bukanlah sekadar ucapan tanpa makna, melainkan sebuah komitmen mendalam yang mengikat mereka untuk menjalankan serangkaian perintah ilahi. Perintah-perintah tersebut mencakup aspek fundamental dalam kehidupan seorang mukmin dan masyarakat secara keseluruhan.
Pertama, larangan menyembah selain Allah menegaskan prinsip tauhid, pondasi utama keimanan. Ini adalah pengakuan atas keesaan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Kemudian, perintah untuk berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, dan orang miskin menunjukkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang harmonis dan memiliki kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang lemah dan rentan.
Selanjutnya, perintah untuk berkata baik kepada manusia menekankan pentingnya etika berkomunikasi. Lisan adalah senjata yang bisa membangun atau menghancurkan, oleh karena itu menjaga lisan agar selalu mengucapkan perkataan yang baik adalah kewajiban. Penegakan salat dan penunaian zakat adalah pilar-pilar ibadah yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya dan sesama manusia.
Pelanggaran Janji dan Konsekuensinya
Namun, yang menjadi poin krusial dalam ayat ini adalah respons Bani Israil terhadap janji tersebut. Allah berfirman bahwa mereka berpaling dari janji itu, kecuali hanya sebagian kecil dari mereka. Sikap berpaling ini menjadi pengingat akan kecenderungan manusia untuk melupakan dan mengingkari komitmen yang telah dibuat, terutama ketika ada godaan duniawi atau kemudahan sesaat.
Ayat 84 melanjutkan penjelasan mengenai janji yang lebih spesifik, yaitu larangan menumpahkan darah sesama dan mengusir sesama dari kampung halaman. Ini adalah prinsip dasar kemanusiaan dan keadilan yang seharusnya dijaga oleh setiap individu dan masyarakat. Namun, sejarah mencatat bahwa Bani Israil kerap kali melanggar perintah ini, menyebabkan pertumpahan darah dan pengusiran di antara mereka sendiri.
Ironisnya, setelah mengikrarkan janji-janji tersebut, mereka tetap menyaksikannya, namun dalam praktiknya, mereka melanggarnya. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pengakuan lisan dan perbuatan nyata. Keadaan ini menjadi pelajaran penting bagi kita untuk tidak hanya sekadar mengikrarkan keimanan atau membuat janji, tetapi yang terpenting adalah merealisasikannya dalam tindakan sehari-hari.
Pelajaran untuk Kita
Surat Al Baqarah ayat 83 dan 84 memberikan beberapa pelajaran penting:
- Pentingnya Tauhid: Selalu utamakan keesaan Allah dalam segala aspek kehidupan.
- Tanggung Jawab Sosial: Berbuat baik kepada sesama, menjaga hubungan kekerabatan, dan peduli terhadap kaum dhuafa.
- Etika Berkomunikasi: Jaga lisan agar selalu berbicara yang baik dan bermanfaat.
- Ketaatan pada Ibadah: Tuntaskan kewajiban salat dan zakat sebagai bentuk ketaatan.
- Menepati Janji: Sadari bahwa setiap janji, terutama janji kepada Allah, memiliki konsekuensi.
- Menjaga Kedamaian: Hindari kekerasan dan permusuhan antar sesama manusia.
- Konsistensi Antara Ucapan dan Perbuatan: Jangan hanya sekadar mengaku beriman, tetapi buktikan dengan amal nyata.
Kisah Bani Israil dalam ayat-ayat ini bukanlah sekadar cerita masa lalu, melainkan sebuah cermin bagi kita untuk introspeksi diri. Apakah kita sudah benar-benar menjalankan janji-janji yang telah kita ikrarkan kepada Allah? Apakah tindakan kita mencerminkan keimanan yang kita yakini? Dengan memahami dan merenungi makna Surat Al Baqarah ayat 83 dan 84, semoga kita senantiasa terhindar dari sifat berpaling dan senantiasa menjadi hamba yang taat serta konsisten dalam menjalankan perintah-Nya.