Menyelami Makna: Surat Al Baqarah Ayat 90-100 dalam Latin

Al-Qur'an

Surat Al-Baqarah, sebagai surat terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak ayat yang sarat makna dan pelajaran bagi umat manusia. Di antara rangkaian ayatnya, periode dari ayat ke-90 hingga 100 memiliki kekhususan tersendiri. Ayat-ayat ini seringkali dibaca dan direnungkan, terutama ketika membahas topik keimanan, tantangan umat terdahulu, dan bagaimana mereka merespon ajaran ilahi. Memahami ayat-ayat ini dalam teks latinnya membantu kita yang mungkin belum fasih membaca Al-Qur'an dalam bahasa Arab untuk dapat mengakses pesan-pesan sucinya.

Konteks Ayat dan Pentingnya

Ayat-ayat ini umumnya berbicara tentang respons kaum Yahudi terhadap kenabian Muhammad SAW, serta bagaimana mereka menolak wahyu yang dibawa oleh Rasulullah. Mereka diminta untuk beriman sebagaimana kaum terdahulu, namun justru menunjukkan sikap pembangkangan. Ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa keimanan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sebuah pilihan yang membutuhkan kesungguhan dan ketundukan.

Bacaan Latin Surat Al Baqarah Ayat 90-100

Berikut adalah bacaan dalam huruf latin beserta terjemahan singkat dari Surat Al-Baqarah ayat 90 hingga 100. Penting untuk diingat bahwa transliterasi latin ini adalah sebuah upaya mendekatkan bacaan, namun keindahan dan kedalaman makna bacaan aslinya dalam bahasa Arab tidak dapat sepenuhnya tergantikan.

QS. Al-Baqarah: 90

"Bi'sa ma yashtaroobihi anfusuhum an yakfuroo bimaa anzalallahu baghyan an yunazzila min fadlihi 'alaa may yasyaaa'u min 'ibaadihi fabaaa'oo bi ghadabin 'alaa ghadabin, wa lilkaafireena 'adzaabun muhiin."

(Sangat buruklah apa yang mereka jual diri mereka dengannya, yaitu mereka mengingkari apa yang diturunkan Allah karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Maka mereka mendapat murka demi murka. Dan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.)

QS. Al-Baqarah: 91

"Wa izaa qeela lahum aaminoo bimaa anzalallahu qooloona nu'minu bimaa unzila 'alainaa wa yakfuroona bimaa waraaa'ahu wa huwal haqqu mushaddiqal limaa ma'ahum, qul fama limataqtuloona malaaa'ikanallahi min qablu in kuntum mu'miniin."

(Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada apa (Al-Qur'an) yang telah diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan setelahnya, padahal itu adalah Al-Haq yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu memang orang-orang yang beriman?")

QS. Al-Baqarah: 92

"Wa laqad jaaa'akum moosaa bil bayyinaati summa ittakhatumul 'ijla min ba'dihii wa antum zhaalimoon."

(Dan sesungguhnya Musa telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan (mu'jizat), kemudian kamu (tetap) menjadikan anak lembu (sebagai sembahan) setelahnya (kepergian Musa), dan kamu adalah orang-orang yang zalim.)

QS. Al-Baqarah: 93

"Wa iz akhadznaa meesaaqakum wa rafa'naa fawqakumut tur, khudzoomaaa aataynaakum bi quwwatin wasma'oo, qooloo sami'naa wa 'usinaa wa usriboo fii quloobihimul 'ijla bi kufrfihim, qul bi'samaa ya'murukum bihiii eemaanukum in kuntum mu'miniin."

(Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya berfirman): "Peganglah teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah-ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa". Kemudian kamu berpaling setelah itu, maka kalau tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya kamu termasuk orang-orang yang merugi.)

QS. Al-Baqarah: 94

"Qul in kaanat ladakumud daarul aakhiratu 'indallahi khoolatamm minan naasi fatamannawl mautu in kuntum shaadiqiin."

(Katakanlah: "Jika ada (ujian) kenikmatan di sisi Allah, yang khusus untukmu (bukan) untuk manusia yang lain, maka mintalah (angan-angan) kematianmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.")

QS. Al-Baqarah: 95

"Wa lan yatamannawhu abadan bimaa qaddamat aideehim, wallahu 'aliimun bizh zhaalimiin."

(Tetapi mereka tidak akan mendambakan kematian itu barang sekali-kali, karena dosa-dosa yang telah diperbuat tangan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.)

QS. Al-Baqarah: 96

"Wa latajidannahum ahrasan naasi 'alaa hayaatin, wa 'alanil ladziina ashrakoo, yawaddu ahaduhum law yu'ammru alfa sanatin, wa maa huwa bi muzahzi'ihi minal 'adzaabi an yu'ammrahu, wallahu bashiirum bimaa ya'maluun."

(Dan sesungguhnya kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling bersemangat (tamak) akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih semangat) daripada orang-orang musyrik. Masing-masing mereka inginnya supaya dia diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka daripada siksa. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.)

QS. Al-Baqarah: 97

"Qul man kaana 'aduwwal lirubriili wal miikhaaiila fa innahu nazzalahu 'alaa qalbika bi iznillahi mushaddiqal limaa baina yadayhi wa hudallw wa bushraa lil mu'miniin."

(Katakanlah: "Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke hatimu dengan izin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang beriman.)

QS. Al-Baqarah: 98

"Man kaana 'aduwwallil laahi wa malaaa'ikatihii wa rusulih, wa Jibriila wa Miikaala fa innallaha 'aduwwul lilkaafiriin."

(Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.)

QS. Al-Baqarah: 99

"Wa laqad anzalnaaa ilaika aayaatim bayyinaatin, wa maa yakfuru bihaaa ilal faasiquun."

(Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang fasik.)

QS. Al-Baqarah: 100

"Awa kullamaa 'aahadoo 'ahdan nabeezahuu fariequm minhum, bal aktharuhum laa yu'minuun."

(Apakah setiap kali mereka mengikat janji, sekumpulan dari mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.)

Hikmah dan Refleksi

Ayat-ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keimanan dan konsistensi dalam menjalankan perintah agama. Penolakan terhadap kebenaran, sebagaimana diceritakan dalam ayat-ayat ini, seringkali berakar pada kesombongan, keinginan duniawi yang berlebihan, dan ketidakmauan untuk tunduk pada kehendak Ilahi. Allah SWT dalam ayat-ayat ini juga menunjukkan kasih sayang-Nya dengan memberikan peringatan dan kesempatan untuk bertaubat, namun juga menegaskan konsekuensi bagi mereka yang terus menerus mengingkari-Nya.

Memahami terjemahan latin dari ayat-ayat ini dapat menjadi pintu gerbang bagi banyak orang untuk lebih mengenal dan merenungkan kandungan Al-Qur'an. Dengan adanya kemudahan akses seperti ini, diharapkan kesadaran dan pemahaman umat terhadap ajaran Islam semakin meningkat. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk senantiasa introspeksi diri, memohon petunjuk, dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba Allah yang beriman dan bertakwa.

Inti dari pesan dalam ayat-ayat ini adalah peringatan keras terhadap penolakan terhadap kebenaran yang datang dari Allah SWT. Kaum Yahudi pada masa itu, meskipun memiliki kedekatan historis dan keilmuan dengan wahyu, justru menunjukkan sikap resisten terhadap risalah Nabi Muhammad SAW. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk selalu bersikap terbuka terhadap kebenaran, tidak terkungkung oleh prasangka atau kepentingan duniawi semata. Keimanan yang sejati adalah yang dibarengi dengan ketaatan dan penerimaan yang tulus terhadap ajaran Allah.

🏠 Homepage