Ilustrasi visual mengenai makna surat Al-Baqarah.
Dalam Al-Qur'anul Karim, terdapat ayat-ayat yang memiliki keutamaan dan makna mendalam. Salah satu bagian yang sering dibaca dan menjadi sumber kekuatan spiritual bagi umat Muslim adalah akhir dari Surat Al-Baqarah. Surat ini merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an dan memiliki berbagai kisah, hukum, serta tuntunan hidup.
Sebelum memasuki ayat penutup surat Al-Baqarah, terdapat Ayat Kursi yang sangat agung. Ayat ini adalah pilar utama dalam pemahaman tauhid dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Keutamaan membaca Ayat Kursi sering disebutkan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya adalah sebagai pelindung dari godaan syaitan dan sebagai jalan menuju surga.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٌۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۚ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayūm, lā taʾkhużuhū sinatuw-walā nauwm, lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man-dhal-ladhī yashfaʿu ʿindahū illā bi-iżnih, yaʿlamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyaiʾim-min ʿilmihī illā bimā syāʾ, wasiʿa kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā yaʾūduhu ḥifẓuhumā, wa huwal-ʿaliyyul-ʿaẓīm.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa apa yang ada di langit dan apa apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa apa yang di hadapan mereka dan apa apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Di penghujung surat Al-Baqarah, Allah menurunkan dua ayat terakhir yang mengandung doa, pengakuan iman, dan penegasan tentang beban yang diberikan kepada manusia. Kedua ayat ini merupakan penutup yang indah dan penuh makna, memberikan ketenangan dan kekuatan spiritual bagi siapa saja yang membacanya dengan penuh penghayatan.
ءَامِنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ
Āmanar-rasūlu bimā unzila ilaihi mir-rabbihī wal-muʾminūn, kullun āmana billāhi wa malāʾikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim-mir-rusulih, wa qālū samiaʿnā wa aṭaʿnā, ghufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr.
"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan begitu pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan) rasul-rasul-Nya". Dan mereka berkata: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami wahai Tuhan kami; dan kepada Engkaulah tempat kembali."
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Lā yukallifullāhu nafsan illā wusʿahā, lahā mā kasabat wa ʿalaihā mā ʾktasabat, rabbanā lā tuʾākhiżnā in-nasīnā aw akhṭaʾnā, rabbanā wa lā taḥmil ʿalainā iṣran kamā ḥamaltahū ʿalal-ladhīna ming-qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, waʿfu ʿannā waghfir lanā warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ʿalal-qaumil-kāfirīn.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat seksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami; Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang tidak beriman."
Ayat-ayat terakhir Surat Al-Baqarah ini mengajarkan tentang pengakuan iman yang teguh terhadap Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya. Kaum Mukminin menyatakan kesediaan mereka untuk mendengar dan patuh, serta memohon ampunan atas kelalaian dan kesalahan. Penegasan bahwa Allah tidak membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa setiap ujian pasti memiliki kemudahan.
Doa yang terkandung di dalamnya sangat universal dan mencakup permohonan agar tidak dibebani dengan beban yang berat, kesalahan yang telah lalu, atau tugas yang tidak mampu dijalankan. Ini adalah bentuk tawakal dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Di akhir, memohon pertolongan-Nya untuk menghadapi musuh-musuh-Nya (kaum kafir) adalah manifestasi dari perjuangan di jalan kebenaran.
Membaca dan merenungi ayat-ayat ini setiap hari dapat menjadi sumber kekuatan, ketenangan batin, dan pengingat akan kebesaran Allah serta keharusan untuk senantiasa memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Ini adalah penutup yang sarat dengan nilai spiritual untuk perjalanan hidup seorang Muslim.