Surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan berbagai macam pelajaran, hukum, dan kisah. Di penghujung surat yang mulia ini, terdapat dua ayat yang memiliki kedalaman makna luar biasa, sering disebut sebagai "Aayat al-Kursi" (meskipun kadang juga merujuk pada ayat 255) dan ayat penutup yang sangat penting. Ayat-ayat terakhir ini menjadi penutup yang sempurna, memberikan penekanan pada keesaan Allah, kekuasaan-Nya, dan bagaimana kita seharusnya memohon perlindungan serta berpasrah diri kepada-Nya.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ
La yukallifullahu nafsan illa wus'aha, laha ma kasabat wa 'alayha maktasabat. Rabbana la tu'akhidhna in nasina aw akhtha'na. Rabbana wa la tahmil 'alayna isran kama hamaltahu 'alal-ladhina min qablina. Rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih. Wa'fu 'anna, waghfir lana, warhamna. Anta maulana fansurna 'alal-qaumil-kafirin.
Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) kesanggupannya. Ia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan ia mendapat (siksa) dari (keburukan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami berbuat kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Ayat terakhir Surat Al-Baqarah ini merupakan doa yang sangat komprehensif dan menyentuh hati. Ia mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya seorang hamba memohon kepada Rabb-nya dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati.
Pertama, ayat ini menegaskan prinsip dasar keadilan dan kasih sayang Allah. Allah Swt. berfirman bahwa Dia tidak akan memberikan beban atau cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya. Ini adalah jaminan bahwa setiap ujian yang diberikan memiliki hikmah dan sesuai dengan kapasitas kita untuk menghadapinya. Lebih lanjut, ayat ini mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan, baik itu kebaikan maupun keburukan, akan mendapatkan balasan setimpal. Kebaikan akan berbuah pahala, dan keburukan akan menuai konsekuensi. Prinsip ini mendorong kita untuk selalu berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya.
Bagian kedua dari ayat ini adalah sebuah doa munajat yang diajarkan oleh Allah sendiri kepada umat manusia. Doa ini memuat beberapa permohonan penting:
Ayat terakhir Surat Al-Baqarah ini memiliki banyak keutamaan. Ia dibaca setelah shalat fardhu dan sunnah sebagai zikir yang sangat dianjurkan. Banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan membacanya, di antaranya adalah perlindungan dari keburukan malam hari, kecukupan dari segala sesuatu, dan dijaganya dari gangguan setan. Membacanya juga merupakan bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt., sebuah pengakuan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak pernah putus asa dalam memohon ampunan dan pertolongan Allah, sekecil apapun usaha kita. Ia mengingatkan bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Kuasa. Dengan memahami dan mengamalkan kandungan ayat ini, diharapkan kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, bertawakal, dan senantiasa dalam lindungan Allah Swt.
Sumber: Tafsir Al-Qur'an dan Hadits Shahih.