Surat Al-Falaq merupakan salah satu surat pendek yang terdapat dalam Al-Qur'an, tepatnya surat ke-113. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah, yang berarti diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Surat Al-Falaq bersama dengan Surat An-Naas dan Surat Al-Ikhlas dikenal sebagai "Qul A'udzu Birabbinnas", "Qul A'udzu Birabbil Falaq", dan "Qul Huwallahu Ahad". Ketiga surat ini sering disebut sebagai Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan) karena memiliki makna dan fungsi yang sama, yaitu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam keburukan.
Surat Al-Falaq memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk membaca surat ini, terutama ketika meminta perlindungan dari mara bahaya, kejahatan sihir, dan gangguan makhluk halus. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri sering membacanya sebelum tidur sebagai perlindungan diri dari segala macam keburukan.
Membaca Surat Al-Falaq secara rutin dapat memberikan ketenangan hati, kekuatan spiritual, dan keyakinan penuh kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Pelindung sejati. Surat ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berserah diri dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya, karena tidak ada kekuatan yang dapat menandingi kekuasaan Sang Pencipta.
Berikut adalah bacaan Surat Al-Falaq dalam tulisan Arab, beserta transliterasi Latin dan terjemahannya:
Surat Al-Falaq secara ringkas berisi permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam kejahatan. Ayat pertama, "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Menguasai subuh (fajar)'," mengajak kita untuk memohon perlindungan kepada Allah, Tuhan yang menguasai waktu fajar. Fajar melambangkan datangnya terang setelah kegelapan, sebuah pengingat bahwa Allah adalah penguasa segalanya, termasuk pergantian malam dan siang, serta mampu mengusir kegelapan dan keburukan.
Ayat kedua, "dari kejahatan makhluk-Nya," mencakup segala jenis kejahatan yang mungkin timbul dari makhluk ciptaan Allah, baik itu manusia, jin, hewan, maupun bentuk kejahatan lainnya yang tidak terlihat oleh mata.
Ayat ketiga, "dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," menekankan pentingnya perlindungan dari keburukan yang seringkali menyertai kegelapan malam. Pada malam hari, kejahatan cenderung lebih mudah terjadi karena minimnya pengawasan dan pandangan.
Ayat keempat, "dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang menghembus pada buhul-buhul," secara spesifik menyebutkan perlindungan dari sihir dan praktik-praktik mistik yang dilakukan oleh orang-orang yang berniat buruk. Kata "menghembus pada buhul-buhul" merujuk pada praktik sihir yang biasa dilakukan dengan meniupkan sesuatu ke ikatan tali atau benda lain.
Terakhir, ayat kelima, "dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki," memohon perlindungan dari sifat dengki atau iri hati. Dengki adalah sifat tercela yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat jahat dan merugikan orang lain. Surat ini mengingatkan kita bahwa orang yang memiliki sifat dengki bisa saja berusaha mencelakai kita.
Membaca Surat Al-Falaq adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai bacaan yang disertakan dalam shalat wajib maupun sunnah, surat ini sangat efektif dibaca sebagai wirid pagi dan petang, sebelum tidur, atau ketika merasakan adanya ancaman atau gangguan. Dengan memahami makna dan keutamaannya, diharapkan kita semakin rajin mengamalkan Surat Al-Falaq untuk memohon perlindungan mutlak hanya kepada Allah SWT, Sang Pelindung yang Maha Kuasa.