Surah Al-Bayyinah, yang berarti "Bukti yang Nyata", merupakan salah satu surah pendek dalam Al-Qur'an, namun sarat dengan makna dan pelajaran penting bagi umat Islam. Surah ini diturunkan di Madinah dan terdiri dari delapan ayat. Fokus utamanya adalah pada hakikat kenabian Nabi Muhammad SAW dan penegasan bahwa agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam. Bagi umat Islam, memahami terjemah Al Bayyinah beserta tafsirnya adalah kunci untuk memperkuat keyakinan dan menjalani kehidupan sesuai ajaran Ilahi.
Al-Bayyinah diturunkan untuk memberikan bantahan terhadap argumen orang-orang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang meragukan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Mereka tidak mau menerima ajaran Islam kecuali jika ada bukti yang lebih konkret dari sekadar kitab suci yang dibaca oleh Nabi. Padahal, bukti yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur'an, adalah bukti yang paling nyata dan paling jelas. Surah ini secara tegas menyatakan bahwa Allah tidak akan mengutus seorang rasul pun kecuali dengan membawa bukti yang nyata.
1. Ayat 1: لَمْ يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّـينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ
"Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (menyesali perbuatannya) tidak akan (meninggalkan agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata."
Ayat ini menegaskan bahwa kaum kafir dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta orang-orang musyrik tidak akan berhenti dari kekafiran mereka kecuali setelah datangnya bukti yang jelas. Bukti ini adalah kedatangan Nabi Muhammad SAW dengan membawa Al-Qur'an.
2. Ayat 2: رَسُولٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوصُحُفًا مُّطَهَّرَةًۭ
"yaitu seorang rasul dari Allah yang membacakan (isyarat-isyarat) Al-Qur'an yang disucikan."
Bukti nyata yang dimaksud adalah Rasulullah SAW sendiri, yang membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci, bersih dari keraguan dan kepalsuan. Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang menjadi penegasan kerasulan beliau.
3. Ayat 3: فِيهَا كُتُبٌۭ قَيِّمَةٌۭ
"di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar)."
Kitab-kitab yang lurus di sini merujuk pada isi Al-Qur'an yang mengandung ajaran-ajaran yang benar, hukum-hukum yang adil, dan petunjuk yang lurus untuk kehidupan dunia dan akhirat.
4. Ayat 4: وَمَا تَفَرَّقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ
"Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang diberi kitab itu kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang nyata."
Ayat ini menjelaskan bahwa perpecahan di kalangan Ahli Kitab terjadi justru setelah datangnya Al-Bayyinah. Sebagian dari mereka beriman kepada Nabi Muhammad SAW, namun sebagian besar menolak dan akhirnya berpecah belah dalam perselisihan.
5. Ayat 5: وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكٰوةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan (hanya) mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus."
Ini adalah inti ajaran agama tauhid yang murni. Allah memerintahkan manusia, termasuk Ahli Kitab, untuk menyembah-Nya dengan ikhlas, teguh di atas agama yang benar, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Semua ini merupakan pondasi agama yang lurus.
6. Ayat 6: إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk."
Ayat ini memberikan peringatan keras bagi mereka yang tetap berada dalam kekafiran dan kemusyrikan. Ancaman neraka Jahanam adalah balasan bagi perbuatan tersebut, dan mereka digolongkan sebagai makhluk terburuk.
7. Ayat 7: إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
Sebaliknya, bagi mereka yang beriman dengan benar dan mengerjakan amal shalih, balasan mereka adalah menjadi sebaik-baik makhluk. Ini menunjukkan kontras antara orang beriman dan orang kafir dalam pandangan Allah.
8. Ayat 8: جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـٰتُ عَدْنٍۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۖ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."
Puncak dari keimanan dan amal shalih adalah balasan berupa surga abadi, keridhaan Allah, dan keridhaan mereka terhadap Allah. Ini adalah tujuan akhir bagi orang-orang yang takut dan taat kepada Tuhannya.
Terjemah Al Bayyinah mengajarkan kita beberapa hal krusial:
Dengan memahami terjemah Al Bayyinah secara mendalam, diharapkan setiap muslim semakin mantap dalam keyakinannya, semangat dalam beribadah, dan selalu berusaha untuk menjadi sebaik-baik makhluk di sisi Allah SWT.