Simbolis cahaya yang menembus kegelapan, melambangkan perlindungan Ilahi.
Surat Al-Falaq, yang merupakan surat ke-113 dalam Al-Qur'an, adalah salah satu dari dua surat perlindungan (mu'awwidzatain) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua surat ini, Al-Falaq dan An-Nas, sering dibaca sebagai amalan perlindungan dari segala macam keburukan, sihir, dengki, dan gangguan lainnya. Ayat pertama dari surat ini mengajak kita untuk memohon perlindungan kepada Tuhan, Pencipta fajar.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Terjemahan literal dari ayat kedua, "min syarri maa khalaq", adalah sebagai berikut:
"dari kejahatan apa yang Dia ciptakan."
Ayat ini mengandung makna yang sangat mendalam dan luas mengenai keagungan serta kekuasaan Allah SWT sebagai sumber segala perlindungan. Mari kita bedah lebih lanjut makna yang terkandung dalam terjemahan Surat Al-Falaq ayat 2 ini.
Frasa "maa khalaq" (apa yang Dia ciptakan) merujuk pada seluruh ciptaan Allah SWT. Ini mencakup segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh mata manusia.
Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan segala kesempurnaan-Nya. Namun, sebagian dari ciptaan-Nya dapat memiliki potensi untuk membawa keburukan atau bahaya bagi manusia. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa bahkan dari ciptaan yang tampak baik sekalipun, bisa saja terselip keburukan yang perlu diwaspadai. Contohnya adalah api yang bisa menjadi sumber kehangatan namun juga bisa menghancurkan, atau air yang menjadi sumber kehidupan namun juga bisa menenggelamkan.
Ciptaan Allah mencakup makhluk berakal seperti manusia dan jin, serta makhluk tanpa akal seperti hewan, tumbuhan, dan fenomena alam. Di antara mereka, ada yang tindakannya cenderung menimbulkan keburukan. Manusia bisa saja berbuat zalim, dengki, atau menyebarkan fitnah. Jin pun memiliki jenis yang jahat yang bisa menggoda dan menyesatkan manusia. Hewan liar bisa menyerang, racun bisa mematikan, dan bencana alam seperti gempa bumi atau banjir dapat merenggut nyawa.
Perlindungan yang diminta dalam ayat ini juga mencakup kejahatan yang terlihat oleh mata, seperti penyakit, bahaya fisik, atau kejahatan yang dilakukan manusia secara terang-terangan. Namun, lebih penting lagi, ayat ini juga mencakup kejahatan yang tidak terlihat atau sulit dijangkau, seperti sihir, ilmu hitam, hasad (kedengkian), bisikan setan, godaan hawa nafsu, serta penyakit-penyakit yang tidak diketahui penyebabnya.
Inti dari permohonan perlindungan ini adalah pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang mampu melindungi kita dari segala bentuk kejahatan. Tidak ada satu pun makhluk atau kekuatan selain Allah yang memiliki kemampuan untuk menolak dan menghindarkan bahaya secara hakiki. Kita diperintahkan untuk menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya dan meyakini bahwa perlindungan-Nya adalah yang paling sempurna.
Dengan memahami terjemahan Surat Al-Falaq ayat 2 ini, kita diajarkan untuk senantiasa waspada terhadap potensi keburukan di sekitar kita, baik yang berasal dari diri sendiri, orang lain, maupun dari alam semesta. Namun, kewaspadaan ini tidak boleh menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Sebaliknya, hal itu harus mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak doa dan zikir, serta senantiasa memohon perlindungan-Nya.
Surat Al-Falaq, dengan segala kandungannya, mengingatkan kita bahwa hidup ini penuh dengan ujian dan cobaan. Ada kebaikan dan keburukan yang silih berganti datang. Namun, bagi orang yang beriman, dengan memohon perlindungan kepada Sang Pencipta fajar, yaitu Allah SWT, kita akan senantiasa berada dalam lindungan-Nya dan diberikan kekuatan untuk menghadapi segala macam keburukan yang mungkin menimpa.