Surah Al-Falaq: Perlindungan dari Kebaikan dan Kejahatan
Ilustrasi: Langit malam dengan bulan sabit dan bintang-bintang, melambangkan ketenangan dan perlindungan.
Surah Al-Falaq adalah salah satu surah pendek yang sangat penting dalam Al-Qur'an. Dikenal sebagai surah Makkiyah (diturunkan di Mekah) atau Madaniyah (diturunkan di Madinah), mayoritas ulama berpendapat bahwa surah ini adalah surah Makkiyah. Bersama dengan Surah An-Naas, Al-Falaq membentuk satu kesatuan yang sering disebut sebagai "Al-Mu'awwidzatain," yaitu dua surah yang digunakan sebagai perlindungan atau bacaan ruqyah. Keutamaan membaca surah ini sangatlah besar, terutama untuk memohon perlindungan dari Allah SWT terhadap berbagai macam keburukan yang ada di dunia.
Teks Lengkap Surah Al-Falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ ﴿١﴾
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ ﴿٤﴾
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
1. Qul a'uudzu birabbil-falaq
2. Min syarri maa khalaq
3. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab
4. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad
5. Wa min syarri haasidin idzaa hasad
1. Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara fajar."
2. "Dari kejahatan makhluk-Nya."
3. "Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita."
4. "Dan dari kejahatan wanita-wanita pengtuk-pengtuk sihir yang meniup pada buhul-buhul."
5. "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."
Penjelasan Makna Per Ayat
Setiap ayat dalam Surah Al-Falaq mengandung makna yang mendalam dan memberikan petunjuk tentang bagaimana seorang mukmin seharusnya memohon perlindungan kepada Sang Pencipta. Berikut adalah penjelasan singkat dari setiap ayatnya:
Ayat 1: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ (Qul a'uudzu birabbil-falaq)
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara fajar.'"
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memohon perlindungan kepada-Nya. Kata "Al-Falaq" di sini memiliki beberapa tafsir. Ada yang mengartikannya sebagai waktu subuh, yaitu terbelahnya kegelapan malam menjadi terang. Ada pula yang mengartikannya sebagai segala sesuatu yang terbelah atau tercipta, mencakup seluruh makhluk ciptaan Allah. Intinya, Al-Falaq adalah Tuhan yang menguasai dan mengatur segala ciptaan, termasuk terbitnya fajar yang membawa kebaikan dan harapan.
Ayat 2: مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (Min syarri maa khalaq)
"Dari kejahatan makhluk-Nya."
Setelah menyatakan berlindung kepada Tuhan semesta alam, ayat ini merinci kejahatan pertama yang harus dihindari, yaitu kejahatan dari segala macam makhluk yang Allah ciptakan. Ini mencakup kejahatan yang berasal dari jin, manusia, binatang buas, serangga berbahaya, bahkan fenomena alam yang bersifat merusak. Kita memohon agar dilindungi dari segala bentuk keburukan yang dapat menimpa diri kita akibat perbuatan atau keberadaan makhluk-makhluk tersebut.
Ayat 3: وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab)
"Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita."
Ayat ini secara spesifik memohon perlindungan dari kejahatan yang timbul di malam hari ketika kegelapan telah menyelimuti. Malam seringkali diidentikkan dengan waktu yang lebih rentan terhadap bahaya, di mana kejahatan bisa saja lebih mudah terjadi karena tertutup oleh kegelapan. Hal ini juga mencakup segala kegelapan yang bersifat abstrak, seperti kegelapan hati, kebodohan, atau kesesatan.
Ayat 4: وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad)
"Dan dari kejahatan wanita-wanita pengtuk-pengtuk sihir yang meniup pada buhul-buhul."
Ayat ini menyoroti kejahatan sihir yang seringkali dilakukan melalui praktik-praktik tertentu. "Naffatsat" merujuk pada wanita-wanita yang melakukan tiupan (seperti dalam amalan sihir), dan "al-'uqad" berarti buhul atau simpul tali. Ini adalah gambaran dari praktik-praktik santet atau guna-guna yang bertujuan untuk mencelakai orang lain. Kita berlindung agar dijauhkan dari segala bentuk sihir dan tipu daya yang merusak.
Ayat 5: وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (Wa min syarri haasidin idzaa hasad)
"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."
Ayat terakhir ini menegaskan perlindungan dari sifat dengki atau iri hati. Kejahatan orang yang dengki bisa sangat merusak, karena ia akan senantiasa berharap keburukan menimpa orang lain dan bahkan berusaha mewujudkannya. Dengki adalah penyakit hati yang bisa mendorong seseorang untuk berbuat jahat. Memohon perlindungan dari sifat ini adalah langkah penting untuk menjaga diri dari permusuhan dan niat buruk orang lain.
Surah Al-Falaq adalah pengingat bahwa setiap mukmin membutuhkan perlindungan mutlak dari Allah SWT. Dengan membaca dan merenungkan makna surah ini, kita diajak untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, menyadari bahwa hanya Allah yang mampu melindungi kita dari segala macam keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Mengamalkan bacaan surah ini secara rutin, terutama setelah shalat fardhu, sebelum tidur, atau saat merasa khawatir, akan memberikan ketenangan hati dan benteng pertahanan spiritual yang kokoh.