Al-Baqarah (284-286)
Simbol visual dari akhir Surah Al-Baqarah

10 Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah: Permata Kebijaksanaan Ilahi

Surah Al-Baqarah, surah terpanjang dalam Al-Qur'an, mengandung berbagai hukum, kisah, dan petunjuk ilahi yang mencakup seluruh aspek kehidupan seorang Muslim. Menjelang akhir surah ini, tepatnya pada ayat 284 hingga 286, terdapat sepuluh ayat terakhir yang memiliki kedudukan dan keutamaan luar biasa. Ayat-ayat ini sering disebut sebagai "ayat-ayat pamungkas" Al-Baqarah, yang menjadi penutup surah dengan pesan-pesan yang mendalam dan menyeluruh tentang akidah, ibadah, muamalah, serta ketakwaan kepada Allah SWT.

Keistimewaan sepuluh ayat terakhir Surah Al-Baqarah telah dijelaskan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menulis suatu kitab dua puluh tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, lalu Dia menurunkan dua ayat dari akhir Surah Al-Baqarah. Keduanya adalah penutup Surah Al-Baqarah. Siapa pun yang membacanya di malam hari, maka cukuplah baginya (terhindar dari kejahatan di malam itu)."

Hadits ini memberikan gambaran betapa agungnya ayat-ayat tersebut. Keutamaan "mencukupkan" di sini dimaknai luas, bisa berarti kecukupan dari berbagai macam keburukan duniawi maupun akhirat, penjagaan dari godaan setan, atau bahkan kecukupan sebagai pengganti amalan-amalan lain. Membaca ayat ini di malam hari menjadi amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim.

Kandungan Ayat-Ayat Pilihan

Mari kita selami makna dan keindahan dari sepuluh ayat terakhir Surah Al-Baqarah:

Ayat 277-279 (Tentang Keutamaan Sedekah dan Larangan Riba)

Ayat-ayat ini berbicara tentang pentingnya menegakkan salat, menunaikan zakat, dan percaya kepada Allah serta Rasul-Nya. Allah menjanjikan balasan berlipat ganda bagi orang-orang yang bersedekah dengan ikhlas. Sebaliknya, ayat-ayat ini juga secara tegas melarang praktik riba yang merusak tatanan ekonomi dan sosial, serta mengancam pelakunya dengan murka Allah di akhirat.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَو ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٢٧٧﴾ يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰۤا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٢٧٨﴾ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرۡبٍ مِّنَ ٱللّٰهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ ﴿٢٧٩﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (277) Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. (278) Jika kamu tidak melakukannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak menzalimi dan tidak dizalimi. (279)

Ayat 280-281 (Tentang Kelonggaran Bagi yang Berutang dan Kesaksian)

Ayat 280 dan 281 mengatur tentang kelonggaran bagi orang yang berutang dalam kesulitan untuk membayarnya, yaitu menunda pembayaran hingga ia mampu. Ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan aspek kemanusiaan dan kemudahan dalam muamalah. Ayat 281 juga mengingatkan pentingnya menegakkan kesaksian yang adil, termasuk dalam urusan utang-piutang, serta mempersaksikan kematian agar hak-hak ahli waris dapat terpenuhi dengan benar.

وَإِن كَانَ ذُو عُسۡرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيۡسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَيۡرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٨٠﴾ وَٱتَّقُوا۟ يَوۡمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللّٰهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٢٨١﴾

Dan jika (orang yang berutang) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan (utang itu) lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (280) Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak akan dizalimi. (281)

Ayat 282 (Ayat Terpanjang Tentang Utang Piutang)

Ayat 282 adalah ayat terpanjang dalam Al-Qur'an dan mengatur secara rinci tentang pencatatan utang-piutang. Ayat ini menekankan pentingnya kejujuran, kehati-hatian, dan keadilan dalam transaksi finansial. Di dalamnya terdapat anjuran untuk menuliskan seluruh detail utang, siapa yang berutang, siapa yang memberi utang, jumlahnya, tenggang waktunya, serta kewajiban adanya saksi yang adil. Hal ini untuk mencegah perselisihan dan memastikan keadilan bagi semua pihak.

يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيۡنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَٱكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِٱلۡعَدۡلِ ۚ وَلَا يَأۡبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللّٰهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلۡحَقُّ وَلْيَتَّقِ ٱللّٰهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبْخَسْ مِنۡهُ شَيۡـًٔا ۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلۡحَقُّ سَفِيهًا أَوۡ ضَعِيفًا أَوۡ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمْلِ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُۥ بِٱلۡعَدۡلِ ۚ وَٱسْتَشْهِدُوا۟ شَهِيدَيۡنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيۡنِ فَرَجُلٌ وَٱمْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَىٰهُمَا ٱلۡأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُوا۟ ۚ وَلَا تَسْـَٔمُوٓا۟ أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ ٱللّٰهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَـٰدَةِ وَأَدْنَىٰٓ أَلَّا تَرْتَابُوٓا۟ ۚ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوٓا۟ إِذَا تَبَايَعْتُم ۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا۟ فَإِنَّهُۥ فُسُوقٌۢ بِكُمْ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللّٰهُ ۗ وَٱللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ ﴿٢٨٢﴾

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang hingga batas waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis. Dan hendaklah orang yang berutang itu mencatatnya, dan bertakwalah kepada Allah Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun dari utang itu. Jika orang yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah fisiknya atau tidak mampu sendiri untuk mencatatkan, maka hendaklah walinya mencatatkan atas nama keadilan. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka seorang laki-laki dan dua perempuan, dari orang-orang yang kamu setujui (menjadi saksi), agar jika yang seorang lupa, yang seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi menolak apabila dipanggil. Janganlah kamu bosan menulisnya (utang) baik kecil maupun besar hingga batas waktunya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, lebih dapat memberi kesaksian yang kokoh, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan. (Tetapi jika) itu adalah perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagimu jika kamu tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian, maka sesungguhnya itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah mengajarkanmu. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (282)

Ayat 283-286 (Puncak Ketakwaan dan Perlindungan Ilahi)

Ayat 283 membahas tentang amanah barang jaminan yang dititipkan. Jika barang jaminan tersebut rusak atau hilang bukan karena kelalaian pemiliknya, maka tidak ada kewajiban bagi pemiliknya. Namun, jika ada kelalaian, maka ia bertanggung jawab. Ayat ini menekankan keadilan dan kejujuran dalam segala urusan. Terakhir, ayat 284, 285, dan 286 menjadi penutup surah dengan pesan pengakuan totalitas terhadap kekuasaan Allah. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu, baik yang tersembunyi maupun yang tampak, diketahui oleh Allah. Manusia tidak dibebani melampaui kesanggupannya, dan doa-doa orang beriman akan dikabulkan. Ini adalah puncak dari ketakwaan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

وَإِن كُنتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا۟ كَاتِبًا فَرِهَـٰنٌ مَّقْبُوضَةٌ ۗ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ ٱلَّذِى ٱؤْتُمِنَ أَمَـٰنَتَهُۥ وَلْيَتَّقِ ٱللّٰهَ رَبَّهُۥ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا۟ ٱلشَّهَـٰدَةَ ۚ وَمَن يَكْتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٌ قَلْبُهُۥ ۗ وَٱللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ﴿٢٨٣﴾ لِّلّٰهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوۡ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللّٰهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللّٰهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٨٤﴾ ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللّٰهِ وَمَلَـٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾ لَا يُكَلِّفُ ٱللّٰهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ ﴿٢٨٦﴾

Dan jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang memberi utang). Akan tetapi jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, maka hendaklah orang yang dipercayai menunaikan amanatnya (utangnya) dan bertakwalah kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian. Dan siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya hatinya berdosa. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (283) Milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (284) Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka mendoa): "Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan hanya kepada Engkaulah tujuan (kami)." (285) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat (pahala) dari (kebaikan) yang dikerjakannya dan menderita (siksaan) dari (keburukan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir." (286)

Refleksi Mendalam

Sepuluh ayat terakhir Surah Al-Baqarah bukan sekadar penutup surah, melainkan sebuah kompas moral dan spiritual bagi umat Islam. Ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya keimanan yang kokoh, amal saleh yang konsisten, kejujuran dalam muamalah, dan kepekaan terhadap sesama. Keutamaan membacanya di malam hari menegaskan bahwa setiap Muslim perlu merenungkan dan mengamalkan ajaran-ajaran luhur yang terkandung di dalamnya.

Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dari ayat-ayat ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih bertakwa, terhindar dari berbagai keburukan, serta senantiasa berada dalam naungan rahmat dan perlindungan-Nya. Keagungan Al-Qur'an terbentang dalam setiap firman-Nya, termasuk di sepuluh ayat terakhir Surah Al-Baqarah yang menjadi permata kebajikan dan petunjuk abadi.

🏠 Homepage