Surah Al Baqarah (2) Ayat 51-60

Menelisik Surah Al Baqarah Ayat 51-60: Teks Latin dan Maknanya

Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan sarat akan ajaran serta kisah-kisah penting bagi umat Muslim. Di dalamnya, terkandung banyak sekali pedoman hidup, peringatan, dan janji Allah SWT. Bagian dari surah ini, mulai dari ayat 51 hingga 60, memiliki kekhususan dalam mengingatkan umat manusia akan nikmat, ujian, serta konsekuensi dari penolakan terhadap wahyu Allah.

Ayat-ayat ini secara umum membahas tentang pengingkaran Bani Israil terhadap janji-janji Allah, bagaimana mereka menyembah patung anak sapi, dan bagaimana Allah memberikan cobaan serta ampunan kepada mereka. Memahami makna dari setiap ayat, termasuk teks latinnya, dapat membantu kita merenungkan kekuasaan Allah, pentingnya ketaatan, serta akibat dari kesombongan dan keingkaran.

Teks Latin dan Terjemahan Surah Al-Baqarah (Ayat 51-60)

Ayat 51

Wa idz qulnaa musaa liqawmihii yaa qawmit-dhakuruu ni'matallaahi 'alaikum idz ba'atsa fiikum anbiyaa'a wa ja'alakum malikaa wa aataakum maa lam yu'ti ahadan minal 'aalamiin.

Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (untuk memberikan Taurat setelah ia bermunajat kepada-Nya) selama empat puluh malam, kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan anak lembu (sesembahan) sesudah (kematiannya), dan kamu adalah orang-orang yang zalim.

Ayat 52

Tsumma 'afawnaa 'ankum mimb'adi dzaalika la'allakum tashkurruun.

Kemudian setelah itu Kami maafkan kamu, agar kamu bersyukur.

Ayat 53

Wa idz aatainaa musal kitaaba wal furqana la'allakum tahtaduun.

Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kitab (Taurat) dan Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan batil) kepada Musa, agar kamu mendapat petunjuk.

Ayat 54

Wa idz qoola musaa liqawmihii yaa qawmi innakum dzalamtum anfusakum bit-tikhaadzkumul 'ijla fatuubuu ilaa baari'ikum f-q-tuluu anfusakum dzaalikum khairul lakum 'inda baari'ikum fa taaba 'alaikum innahuu huwat-tawaabur rahiim.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak lembu (sebagai sembahan), maka bertobatlah kepada Penciptamu, dan bunuhlah dirimu. Itulah yang lebih baik bagimu di sisi Pencipta-mu." Maka Dia menerima pertobatanmu. Sungguh, Dialah Maha Penerima pertobatan, Maha Penyayang.

Ayat 55

Wa idz qultum yaa musaa lan nu'mina laka hattaa narallaha jahratan fa akhadzatkumush shaa'iqatu wa antum tandzurruun.

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, "Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah secara langsung." Maka, sambaran petir menyiksamu ketika kamu menyaksikan.

Ayat 56

Tsumma ba'atsnaakum mimb'adi mautikum la'allakum tashkurruun.

Kemudian Kami membangkitkanmu setelah kematianmu agar kamu bersyukur.

Ayat 57

Wa dhallalnaa 'alaikumul ghamaama wa anzalnaa 'alaikumul manna wassalwaa kuluu min tayyibaati maa razaqnaakum wa maa dhalamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yadhlimuun.

Dan Kami naungi kamu dengan awan dan Kami turunkan kepadamumanna dan salwa. (Kami berfirman), "Makanlah dari rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu." Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Ayat 58

Wa idz qulnadkhuluu haadzihil qaryata fa kuluu minhaa haitsu syi'tum raqadan wadkhulul baaba sujjadan wa quluu hiththah naj'al lakum khathayaakum wa sanazidul muhsiniin.

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masukilah negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah darinya apa saja yang kamu kehendaki dengan senang (lezat). Dan masukilah pintu gerbangnya sambil sujud, dan katakanlah, 'Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),' niscaya Kami akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pahala) bagi orang-orang yang berbuat baik."

Ayat 59

Fa badalalladziina zhalamuu qawlan ghaira ladzii qiila lahum fa anzalnaa 'alalladziinaz zhalamuu rijzamm minas samaa'i bimaa kaanuu yafqusuun.

Lalu, orang-orang zalim mengganti sabda yang dinyatakan kepada mereka dengan sabda lain, maka Kami turunkan azab dari langit kepada orang-orang zalim itu karena mereka fasik (durhaka).

Ayat 60

Wa idzistashkaa musaa liqawmihii fa qulnadrib bi 'aashaka al hajara fanfajjarat minhu itsnaa 'asyarata 'ainan qad 'alim kullu unaasin masrabahum kuluu wasyrabuu mirizqillaahi wa laa ta'tsaw fil ardhi mufsidiin.

Dan (ingatlah), ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Lalu memancarlah darinya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya. (Kami berfirman), "Makanlah dan minumlah dari rezeki Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di bumi sambil berbuat kerusakan."

Pelajaran Berharga dari Ayat-Ayat Pilihan

Rangkaian ayat-ayat ini memberikan banyak pelajaran penting bagi kita. Pertama, pengingatan akan nikmat Allah yang tak terhingga, termasuk pengutusan para nabi dan pemberian kitab suci. Ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur dan tidak melupakan kebaikan-Nya, bahkan ketika dihadapkan pada ujian terberat sekalipun.

Kedua, ayat-ayat ini menyoroti konsekuensi dari kedurhakaan dan kesombongan. Perbuatan Bani Israil yang menyembah patung anak sapi menjadi contoh nyata betapa buruknya mengingkari janji Allah dan menuhankan selain-Nya. Tindakan "membunuh diri" dalam konteks taubat yang disebutkan dalam ayat 54 bukanlah hukuman fisik, melainkan penyesalan mendalam yang dibarengi dengan pemutusan diri dari dosa tersebut.

Ketiga, ayat-ayat ini juga menunjukkan keluasan rahmat dan ampunan Allah. Meskipun Bani Israil melakukan kesalahan fatal, Allah tetap memberikan kesempatan bertaubat dan mengampuni mereka. Namun, rahmat ini datang dengan syarat, yaitu kesungguhan dalam bertaubat dan ketaatan pada perintah-Nya.

Keempat, pentingnya mengikuti petunjuk yang diberikan. Pemberian Taurat dan Al-Furqan adalah untuk membimbing mereka ke jalan yang benar. Penolakan terhadap petunjuk ini berujung pada azab. Ayat-ayat ini menekankan bahwa sumber petunjuk utama kita adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Terakhir, kisah tentang memancarnya dua belas mata air dari batu menunjukkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesulitan. Dengan memohon kepada-Nya dan mengikuti petunjuk-Nya, solusi atas permasalahan akan datang. Namun, semua ini harus dibarengi dengan larangan untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan moralitas.

Memahami dan merenungkan makna Surah Al-Baqarah ayat 51-60 dalam teks latin dan terjemahannya adalah sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri, dan memperkuat keimanan kita.

🏠 Homepage