Ilustrasi visualisasi narasi Al Baqarah ayat 66-75
Surah Al-Baqarah, sebagai salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an, kaya akan kisah, ajaran, dan hikmah. Di antara ayat-ayatnya, terdapat rentetan kisah yang menguji keimanan dan menunjukkan betapa luasnya rahmat serta keadilan Allah SWT. Ayat 66 hingga 75 dari Surah Al-Baqarah menceritakan sebuah peristiwa penting yang melibatkan Bani Israil, sebuah ujian yang menyingkap hakikat keimanan mereka.
Kisah ini berawal dari sebuah pembunuhan misterius di tengah-tengah Bani Israil. Seorang kaya raya ditemukan tewas, dan tidak ada yang mengetahui siapa pelakunya. Untuk menemukan kebenaran, mereka mendatangi Nabi Musa AS untuk memohon petunjuk dari Allah SWT. Allah kemudian menurunkan wahyu yang memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi betina.
"Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.’ Mereka berkata: ‘Mengapa kamu hendak menjadikan kami bahan olok-olokan?’ Musa menjawab: ‘Aku berlindung kepada Allah agar aku tidak termasuk orang-orang yang jahil.’"
(QS. Al-Baqarah: 67)
Perintah ini disambut dengan kebingungan dan bahkan sedikit keraguan. Bani Israil, yang terkenal seringkali mencari kemudahan dan enggan untuk melaksanakan perintah yang tampaknya berat, bertanya mengapa mereka diperintahkan demikian. Nabi Musa AS mengingatkan mereka bahwa ini adalah perintah dari Allah dan beliau tidak akan berani mencari-cari lelucon atau membuat kebohongan.
Meskipun awalnya enggan, mereka akhirnya bertanya lebih lanjut tentang ciri-ciri sapi yang harus disembelih. Allah memberikan petunjuk bahwa sapi tersebut haruslah yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, melainkan usia pertengahan.
"Mereka berkata: ‘Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami apa (jenis) sapi betina itu.’ Musa berkata: ‘Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, tetapi pertengahan di antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.’"
(QS. Al-Baqarah: 68)
Perintah yang semakin rinci ini justru membuat mereka semakin mempersulit diri. Mereka kembali bertanya, seolah-olah ingin mencari alasan untuk tidak melaksanakan perintah tersebut. Kali ini, mereka menanyakan warnanya.
"Mereka berkata: ‘Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.’ Musa berkata: ‘Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu berwarna kuning, yang cerah warnanya, menggembirakan orang-orang yang memandangnya.’"
(QS. Al-Baqarah: 69)
Namun, pertanyaan mereka tidak berhenti di situ. Mereka masih merasa belum puas dan terus mencari celah, bahkan sampai pada pertanyaan yang menunjukkan kerasnya hati mereka.
"Mereka berkata: ‘Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami bagaimana (sapi) itu, karena sesungguhnya sapi itu (kelihatan) sama bagi kami, dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk.’"
(QS. Al-Baqarah: 70)
Nabi Musa AS kemudian menjelaskan bahwa sapi yang dimaksud adalah sapi yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan belum pernah mengairi tanaman; sapi yang mulus dan tidak ada belangnya.
"Musa berkata: ‘Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi itu adalah sapi betina yang mudah ditundukkan untuk membajak tanah dan tidak menyiram tanaman, ani (dan) tidak bercela.’ Mereka berkata: ‘Sekarang barulah kamu mendatangkan kebenaran.’ Kemudian mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah) itu."
(QS. Al-Baqarah: 71)
Setelah akhirnya mereka mendapatkan sapi yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan, mereka menyembelihnya. Namun, ujian belum berakhir. Setelah sapi itu disembelih, mereka diperintahkan untuk mengambil salah satu bagian tubuh sapi tersebut dan memukulkannya kepada si mayat.
"Dan ingatlah ketika kamu membunuh seorang, lalu kamu saling tuduh-menuduh (tentang pembunuhannya), padahal Allah yang mengungkap apa yang kamu sembunyikan."
"Maka Kami berfirman: ‘Pukullah mayat itu dengan sebagian sapi betina itu.’ Begitulah Allah menghidupkan orang mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti."
(QS. Al-Baqarah: 72-73)
Keajaiban terjadi. Dengan izin Allah, mayat itu hidup kembali sejenak, lalu menunjuk pembunuhnya sebelum kembali meninggal. Peristiwa ini membuktikan kebenaran nubuat Nabi Musa AS dan kekuasaan Allah SWT yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan.
Ayat-ayat ini memberikan pelajaran berharga tentang beberapa hal:
Kisah ini juga menyoroti bagaimana Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang benar-benar mencari kebenaran, namun juga menunjukkan konsekuensi dari hati yang keras dan penuh keraguan. Al Baqarah ayat 66-75 adalah pengingat abadi tentang pentingnya tawakal, kesabaran, dan keyakinan mutlak kepada Allah SWT, serta kebesaran kekuasaan-Nya yang dapat melakukan hal-hal luar biasa di luar dugaan kita.