Al Qur'an dan Latinnya: Jembatan Memahami Wahyu

Transliterasi sebagai Sarana Aksesibilitas dan Tantangannya

Ornamen Islami Qur'an الله

Alt Text: Ornamen Islami Geometris Simpel.

Pendahuluan: Dilema Aksesibilitas dan Keaslian Teks

Al-Qur'an, kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ﷺ, merupakan sumber utama syariat dan petunjuk hidup bagi umat Islam. Teks aslinya ditulis dalam bahasa Arab dengan aksara Hijaiyah. Namun, seiring meluasnya Islam ke seluruh penjuru dunia—termasuk di Indonesia yang mayoritas penduduknya tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibu—muncul kebutuhan mendesak untuk memahami dan melafalkan ayat-ayat suci tersebut. Di sinilah peran penting transliterasi Latin muncul.

Transliterasi Al-Qur'an ke dalam aksara Latin (huruf Romawi) adalah upaya untuk merepresentasikan bunyi dan pelafalan (tajwid) dari teks Arab. Tujuannya adalah memfasilitasi pembaca non-Arab, pemula, atau mereka yang belum mahir membaca aksara Hijaiyah, untuk tetap dapat berinteraksi dengan lafaz Al-Qur'an. Meskipun bertujuan baik dalam hal aksesibilitas, penggunaan transliterasi Latin selalu menyisakan perdebatan sengit mengenai akurasi fonetik dan potensi terjadinya kesalahan fatal dalam pelafalan (lahn) yang dapat mengubah makna.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa transliterasi Latin menjadi alat yang sangat dicari, bagaimana sistemnya bekerja, batasan-batasan fonetik yang ada, serta menyediakan contoh-contoh praktis dari surah-surah pendek yang paling sering dibaca, lengkap dengan teks Arab aslinya dan terjemahan bahasa Indonesia, sebagai panduan yang komprehensif mengenai al qur an dan latinnya.

Urgensi Transliterasi Latin di Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki keragaman linguistik yang sangat tinggi. Meskipun pendidikan agama Islam telah diajarkan sejak dini, tidak semua Muslim Indonesia memiliki kemampuan mumpuni dalam membaca aksara Arab. Transliterasi Latin mengisi celah ini, terutama dalam konteks:

  1. Pembelajaran Awal: Membantu anak-anak atau mualaf yang baru memulai interaksi dengan Al-Qur'an sebelum mereka menguasai kaidah Hijaiyah.
  2. Ibadah Harian: Memungkinkan pembacaan surah-surah penting dalam salat atau zikir bagi mereka yang lupa atau belum hafal teks Arabnya secara sempurna.
  3. Aksesibilitas Cepat: Dalam media digital atau buku saku, transliterasi Latin sering digunakan untuk kemudahan pencarian dan referensi cepat.

Namun, harus ditekankan bahwa transliterasi hanyalah sebuah jembatan. Para ulama selalu menyarankan bahwa tujuan akhir dari setiap Muslim adalah mampu membaca Al-Qur'an langsung dari aksara Arab, sebab hanya teks asli yang dapat menjamin keakuratan pelafalan (makhraj dan sifat huruf) yang diwajibkan dalam ilmu Tajwid.

Sistem dan Tantangan Transliterasi Huruf Arab ke Latin

Transliterasi Arab-Latin bukanlah proses yang mudah karena adanya perbedaan fonem yang signifikan antara kedua sistem bahasa. Bahasa Arab memiliki bunyi yang tidak ada padanannya dalam bahasa Latin/Indonesia (misalnya, bunyi tenggorokan seperti *‘ain* dan *ghayn*). Di Indonesia, transliterasi yang populer umumnya mengikuti sistem yang disederhanakan, seringkali mengabaikan diakritik (tanda baca khusus) demi kemudahan, yang sayangnya dapat menimbulkan ambiguitas.

Perbedaan Fonem Kunci dan Representasi Latinnya

Kesalahan pelafalan yang paling sering terjadi pada pengguna Latin adalah pada huruf-huruf emfatik dan tenggorokan, di mana pembedaan bunyi sangat krusial. Transliterasi, meskipun membantu, harus selalu diikuti dengan bimbingan dari guru (ustaz/ustazah) untuk memastikan kebenaran makharijul huruf.

Transliterasi Latin Pilihan Surah-Surah Pendek

Untuk memberikan panduan praktis, berikut disajikan teks lengkap (Arab, Latin, dan Terjemahan) dari beberapa surah yang sering dibaca dalam ibadah sehari-hari. Bagian ini penting untuk memahami bagaimana sistem transliterasi diaplikasikan pada ayat-ayat suci Al Qur'an.

1. Surah Al-Fatihah (Pembukaan) - 7 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

(١) ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

1. Al-hamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

1. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

(٢) ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

2. Ar-raḥmānir-raḥīm

2. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

(٣) مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

3. Māliki yaumid-dīn

3. Pemilik hari pembalasan.

(٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

4. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn

4. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

(٥) ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

5. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

5. Tunjukilah kami jalan yang lurus,

(٦) صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

6. Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn

6. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

2. Surah Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah) - 4 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ

1. Qul huwallāhu aḥad

1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

(٢) ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

2. Allāhuṣ-ṣamad

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

(٣) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

3. Lam yalid wa lam yụlad

3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

(٤) وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ

4. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

4. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.”

3. Surah Al-Falaq (Waktu Subuh) - 5 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ

1. Qul a'ụżu birabbil-falaq

1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

(٢) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

2. Min syarri mā khalaq

2. dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

(٣) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

3. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab

3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

(٤) وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ

4. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad

4. dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir pada buhul-buhulnya,

(٥) وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

5. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

4. Surah An-Nas (Manusia) - 6 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ

1. Qul a'ụżu birabbin-nās

1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

(٢) مَلِكِ ٱلنَّاسِ

2. Malikin-nās

2. Raja manusia,

(٣) إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ

3. Ilāhin-nās

3. sembahan manusia,

(٤) مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ

4. Min syarril-waswāsil-khannās

4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

(٥) ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ

5. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

(٦) مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ

6. Minal-jinnati wan-nās

6. dari (golongan) jin dan manusia.”

5. Surah Al-Kafirun (Orang-Orang Kafir) - 6 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ

1. Qul yā ayyuhal-kāfirụn

1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

(٢) لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

2. Lā a'budu mā ta'budụn

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

(٣) وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

3. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.

(٤) وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ

4. Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

(٥) وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

5. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

(٦) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ

6. Lakum dīnukum wa liya dīn

6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

6. Surah Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak) - 3 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

1. Innā a'ṭainākal-kauṡar

1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak (Al-Kautsar).

(٢) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

2. Fa ṣalli lirabbika wan-ḥar

2. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

(٣) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

3. Inna syāni'aka huwal-abtar

3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

7. Surah Al-Ma'un (Barang-Barang yang Berguna) - 7 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ

1. A ra'aital-lażī yukażżibu bid-dīn

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

(٢) فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ

2. Fa żālikal-lażī yadu''ul-yatīm

2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

(٣) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

3. Wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn

3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

(٤) فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

4. Fa wailul lil-muṣallīn

4. Maka celakalah orang-orang yang salat,

(٥) ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

5. Allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,

(٦) ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

6. Allażīna hum yurā'ụn

6. yang berbuat ria,

(٧) وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ

7. Wa yamna'ụnal-mā'ụn

7. dan enggan (memberikan) bantuan (barang-barang berguna).

8. Surah Quraisy (Suku Quraisy) - 4 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ

1. Li`īlāfi quraīsy

1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

(٢) إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ

2. Īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf

2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

(٣) فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ

3. Falya'budụ rabba hāżal-baīt

3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),

(٤) ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

4. Allażī aṭ'amahum min jụ'iw wa āmanahum min khaụf

4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

9. Surah Al-Fil (Gajah) - 5 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ

1. A lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl

1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?

(٢) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ

2. A lam yaj'al kaidahum fī taḍlīl

2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka‘bah) sia-sia?

(٣) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

3. Wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl

3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

(٤) تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

4. Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl

4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah liat yang dibakar,

(٥) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ

5. Fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl

5. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

10. Surah Al-Asr (Demi Masa) - 3 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلْعَصْرِ

1. Wal-'aṣr

1. Demi masa (waktu).

(٢) إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ

2. Innal-insāna lafī khusr

2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

(٣) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

3. Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣaụ bil-ḥaqqi wa tawāṣaụ biṣ-ṣabr

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

11. Surah Al-Zalzalah (Guncangan) - 8 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) إِذَا زُلْزِلَتِ ٱلْأَرْضُ زِلْزَالَهَا

1. Iżā zulzilatil-arḍu zilzālahā

1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,

(٢) وَأَخْرَجَتِ ٱلْأَرْضُ أَثْقَالَهَا

2. Wa akhrajatil-arḍu aṡqālahā

2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

(٣) وَقَالَ ٱلْإِنسَٰنُ مَا لَهَا

3. Wa qālal-insānu mā lahā

3. dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”

(٤) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا

4. Yauma`iżin tuḥaddiṡu akhbārahā

4. Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,

(٥) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا

5. Bi`anna rabbaka auḥā lahā

5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.

(٦) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ

6. Yauma`iżiy yaṣdurun-nāsu asytātal liyurau a'mālahum

6. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.

(٧) فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

7. Fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah

7. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

(٨) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

8. Wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah

8. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

12. Surah Al-Qadr (Kemuliaan) - 5 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

1. Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.

(٢) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ

2. Wa mā adrāka mā lailatul-qadr

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

(٣) لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

3. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr

3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

(٤) تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

4. Tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim min kulli amr

4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

(٥) سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ

5. Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

13. Surah At-Tin (Buah Tin) - 8 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ

1. Wat-tīni waz-zaitụn

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

(٢) وَطُورِ سِينِينَ

2. Wa ṭụri sīnīn

2. dan demi Gunung Sinai,

(٣) وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ

3. Wa hāżal-baladil-amīn

3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

(٤) لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

4. Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,

(٥) ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

5. Ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn

5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

(٦) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

6. Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn

6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.

(٧) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ

7. Fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn

7. Maka apa yang menyebabkan mereka mendustakanmu (tentang hari pembalasan) setelah adanya keterangan-keterangan itu?

(٨) أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ

8. Alaisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?

14. Surah Ad-Dhuha (Waktu Duha) - 11 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلضُّحَىٰ

1. Waḍ-ḍuḥā

1. Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

(٢) وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

2. Wal-laili iżā sajā

2. dan demi malam apabila telah sunyi.

(٣) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

3. Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā

3. Tuhanmu (Muhammad) tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu,

(٤) وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ

4. Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

4. dan sungguh, yang kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu dari yang permulaan (dunia).

(٥) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

5. Wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā

5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

(٦) أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ

6. Alam yajidka yatīman fa āwā

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)?

(٧) وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ

7. Wa wajadaka ḍāllan fa hadā

7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk?

(٨) وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ

8. Wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā

8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?

(٩) فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ

9. Fa ammal-yatīma fa lā taq-har

9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

(١٠) وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ

10. Wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

10. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.

(١١) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

11. Wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

15. Surah Al-Lail (Malam) - 21 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ

1. Wal-laili iżā yagsyā

1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),

(٢) وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ

2. Wan-nahāri iżā tajallā

2. demi siang apabila terang benderang,

(٣) وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ

3. Wa mā khalaqaż-żakara wal-unṡā

3. dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,

(٤) إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

4. Inna sa'yakum lasyattā

4. sungguh, usaha kamu memang beraneka macam.

(٥) فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ

5. Fa ammā man a'ṭā wattaqā

5. Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

(٦) وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ

6. Wa ṣaddaqa bil-ḥusnā

6. serta membenarkan adanya (pahala) yang terbaik (surga),

(٧) فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ

7. Fa sanuyassiruhụ lil-yusrā

7. maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).

(٨) وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ

8. Wa ammā mam bakhila wastagnā

8. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),

(٩) وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ

9. Wa każżaba bil-ḥusnā

9. serta mendustakan (pahala) yang terbaik,

(١٠) فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ

10. Fa sanuyassiruhụ lil-'usrā

10. maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).

(١١) وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ

11. Wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā

11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah jatuh (binasa).

(١٢) إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَىٰ

12. Inna 'alainā lal-hudā

12. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,

(١٣) وَإِنَّ لَنَا لَلْءَاخِرَةَ وَٱلْأُولَىٰ

13. Wa inna lanā lal-ākhirata wal-ụlā

13. dan sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia.

(١٤) فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّىٰ

14. Fa anżartukum nāran talaẓẓā

14. Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala,

(١٥) لَا يَصْلَىٰهَآ إِلَّا ٱلْأَشْقَى

15. Lā yaṣlāhā illal-asyqā

15. yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka,

(١٦) ٱلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ

16. Allażī każżaba wa tawallā

16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan).

(١٧) وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلْأَتْقَى

17. Wa sayujannabuhal-atqā

17. Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa,

(١٨) ٱلَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ

18. Allażī yu`tī mālahụ yatazakkā

18. yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),

(١٩) وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ

19. Wa mā li`aḥadin 'indahụ min ni'matin tujzā

19. dan tidak ada seorang pun yang memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,

(٢٠) إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ ٱلْأَعْلَىٰ

20. Illabtigā`a waj-hi rabbihil-a'lā

20. melainkan (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi.

(٢١) وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

21. Wa lasaufa yarḍā

21. Dan sungguh, kelak dia akan mendapat kesenangan (di akhirat).

16. Surah Ash-Shams (Matahari) - 15 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلشَّمْسِ وَضُحَىٰهَا

1. Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā

1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,

(٢) وَٱلْقَمَرِ إِذَا تَلَىٰهَا

2. Wal-qamari iżā talāhā

2. demi bulan apabila mengiringinya,

(٣) وَٱلنَّهَارِ إِذَا جَلَّىٰهَا

3. Wan-nahāri iżā jallāhā

3. demi siang apabila menampakkannya,

(٤) وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰهَا

4. Wal-laili iżā yagsyāhā

4. demi malam apabila menutupinya (gelap gulita),

(٥) وَٱلسَّمَآءِ وَمَا بَنَىٰهَا

5. Was-samā`i wa mā banāhā

5. demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan),

(٦) وَٱلْأَرْضِ وَمَا طَحَىٰهَا

6. Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā

6. demi bumi serta penghamparannya,

(٧) وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّىٰهَا

7. Wa nafsiw wa mā sawwāhā

7. demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya,

(٨) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

8. Fa alhamahā fujụrahā wa taqwāhā

8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,

(٩) قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا

9. Qad aflaḥa man zakkāhā

9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),

(١٠) وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

10. Wa qad khāba man dassāhā

10. dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

(١١) كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَىٰهَآ

11. Każżabat ṡamụdu biṭagwāhā

11. (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena kedurhakaannya,

(١٢) إِذِ ٱنۢبَعَثَ أَشْقَىٰهَا

12. Iżimba'aṡa asyqāhā

12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,

(١٣) فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ ٱللَّهِ نَاقَةَ ٱللَّهِ وَسُقْيَٰهَا

13. Fa qāla lahum rasụlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā

13. lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, “Biarkanlah unta betina Allah ini dan minumannya.”

(١٤) فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنۢبِهِمْ فَسَوَّىٰهَا

14. Fa każżabụhu fa 'aqarụhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā

14. Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan mereka membinasakan mereka karena dosa mereka, lalu disamaratakan-Nya (dengan tanah).

(١٥) وَلَا يَخَافُ عُقْبَٰهَا

15. Wa lā yakhāfu 'uqbāhā

15. Dan Dia tidak takut terhadap akibatnya.

17. Surah Al-Fajr (Fajar) - 30 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلْفَجْرِ

1. Wal-fajr

1. Demi fajar,

(٢) وَلَيَالٍ عَشْرٍ

2. Wa layālin 'asyr

2. dan malam yang sepuluh,

(٣) وَٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ

3. Wasy-syaf'i wal-watr

3. demi yang genap dan yang ganjil,

(٤) وَٱلَّيْلِ إِذَا يَسْرِ

4. Wal-laili iżā yasr

4. demi malam apabila berlalu.

(٥) هَلْ فِى ذَٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِى حِجْرٍ

5. Hal fī żālika qasamul liżī ḥijr

5. Adakah pada yang demikian itu sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?

(٦) أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ

6. A lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi'ād

6. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad?

(٧) إِرَمَ ذَاتِ ٱلْعِمَادِ

7. Irama żātil-'imād

7. (yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,

(٨) ٱلَّتِى لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى ٱلْبِلَٰدِ

8. Allatī lam yukhlaq miṡluhā fil-bilād

8. yang belum pernah diciptakan (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain,

(٩) وَثَمُودَ ٱلَّذِينَ جَابُوا۟ ٱلصَّخْرَ بِٱلْوَادِ

9. Wa ṡamụdal-lażīna jābuṣ-ṣakhra bil-wād

9. dan kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah,

(١٠) وَفِرْعَوْنَ ذِى ٱلْأَوْتَادِ

10. Wa fir'auna żil-autād

10. dan Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan piramida yang besar)?

(١١) ٱلَّذِينَ طَغَوْا۟ فِى ٱلْبِلَٰدِ

11. Allażīna ṭagau fil-bilād

11. Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

(١٢) فَأَكْثَرُوا۟ فِيهَا ٱلْفَسَادَ

12. Fa akṡarụ fīhal-fasād

12. lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu.

(١٣) فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ

13. Fa ṣabba 'alaihim rabbuka sauṭa 'ażāb

13. Karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka.

(١٤) إِنَّ رَبَّكَ لَبِٱلْمِرْصَادِ

14. Inna rabbaka labil-mirṣād

14. Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.

(١٥) فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ

15. Fa ammal-insānu iżā mabtalāhu rabbuhụ fa akramahụ wa na''amahụ fa yaqụlu rabbī akraman

15. Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”

(١٦) وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ

16. Wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara 'alaihi rizqahụ fa yaqụlu rabbī ahānan

16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”

(١٧) كَلَّا ۖ بَل لَّا تُكْرِمُونَ ٱلْيَتِيمَ

17. Kallā bal lā tukrimụnal-yatīm

17. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,

(١٨) وَلَا تَحَٰٓضُّونَ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

18. Wa lā taḥāḍḍụna 'alā ṭa'āmil-miskīn

18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

(١٩) وَتَأْكُلُونَ ٱلتُّرَاثَ أَكْلًا لَّمًّا

19. Wa ta`kulụnat-turāṡa aklal lammā

19. sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),

(٢٠) وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا

20. Wa tuḥibbụnal-māla ḥubban jammā

20. dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.

(٢١) كَلَّآ إِذَا دُكَّتِ ٱلْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا

21. Kallā iżā dukkatil-arḍu dakkā dakkā

21. Jangan (berbuat) begitu! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (sampai hancur),

(٢٢) وَجَآءَ رَبُّكَ وَٱلْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا

22. Wa jā`a rabbuka wal-malaku ṣaffan ṣaffā

22. dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,

(٢٣) وَجِا۟ىٓءَ يَوْمَئِذٍۭ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكْرَىٰ

23. Wa jī`a yauma`iżim bijahannam; yauma`iżiy yatażakkarul-insānu wa annā lahuz-żikrā

23. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.

(٢٤) يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى

24. Yaqụlu yā laitannī qaddamtu liḥayātī

24. Dia berkata, “Alangkah baiknya kalau dahulu aku mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”

(٢٥) فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُۥٓ أَحَدٌ

25. Fa yauma`iżil lā yu'ażżibu 'ażābahụ aḥad

25. Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya (Allah),

(٢٦) وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُۥٓ أَحَدٌ

26. Wa lā yụṡiqu waṡāqahū aḥad

26. dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.

(٢٧) يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

27. Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma`innah

27. Wahai jiwa yang tenang!

(٢٨) ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

28. Irji'ī ilā rabbiki rāḍiyatan marḍiyyah

28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.

(٢٩) فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

29. Fadkhulī fī 'ibādī

29. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,

(٣٠) وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

30. Wadkhulī jannatī

30. dan masuklah ke dalam surga-Ku.

18. Surah Al-A'la (Yang Paling Tinggi) - 19 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى

1. Sabbiḥisma rabbikal-a'lā

1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,

(٢) ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ

2. Allażī khalaqa fa sawwā

2. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),

(٣) وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

3. Wal-lażī qaddara fa hadā

3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

(٤) وَٱلَّذِىٓ أَخْرَجَ ٱلْمَرْعَىٰ

4. Wal-lażī akhrajal-mar'ā

4. dan yang menumbuhkan rerumputan,

(٥) فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ

5. Fa ja'alahụ guṡā`an aḥwā

5. lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.

(٦) سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ

6. Sanuqri`uka fa lā tansā

6. Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,

(٧) إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

7. Illā mā syā`allāh; innahụ ya'lamul-jahra wa mā yakhfā

7. kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

(٨) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

8. Wa nuyassiruka lil-yusrā

8. Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (menuju kebahagiaan).

(٩) فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكْرَىٰ

9. Fa żakkir in nafa'atiż-żikrā

9. Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,

(١٠) سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ

10. Sayażżakkaru may yakhsyā

10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

(١١) وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلْأَشْقَى

11. Wa yatajannabuhal-asyqā

11. dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

(١٢) ٱلَّذِى يَصْلَى ٱلنَّارَ ٱلْكُبْرَىٰ

12. Allażī yaṣlan-nāral-kubrā

12. (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).

(١٣) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

13. Ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā

13. Selanjutnya dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

(١٤) قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

14. Qad aflaḥa man tazakkā

14. Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

(١٥) وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

15. Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā

15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

(١٦) بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

16. Bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā

16. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,

(١٧) وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

17. Wal-ākhiratu khairuw wa abqā

17. padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

(١٨) إِنَّ هَٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ

18. Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā

18. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu,

(١٩) صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ

19. Ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā

19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.

19. Surah At-Tariq (Yang Datang di Malam Hari) - 17 Ayat

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmanirrahim

(١) وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ

1. Was-samā`i waṭ-ṭāriq

1. Demi langit dan yang datang pada malam hari.

(٢) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ

2. Wa mā adrāka maṭ-ṭāriq

2. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?

(٣) ٱلنَّجْمُ ٱلثَّاقِبُ

3. An-najmuṡ-ṡāqib

3. (Yaitu) bintang yang cahayanya menembus.

(٤) إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ

4. In kullu nafsin lammā 'alaihā ḥāfiẓ

4. Setiap orang pasti ada penjaganya.

(٥) فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ

5. Falyaunẓuril-insānu mimma khuliq

5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan?

(٦) خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ

6. Khuliqa mim mā`in dāfiq

6. Dia diciptakan dari air yang memancar,

(٧) يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ

7. Yakhruju mim bainiṣ-ṣulbi wat-tarā`ib

7. yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada (tarā’ib).

(٨) إِنَّهُۥ عَلَىٰ رَجْعِهِۦ لَقَادِرٌ

8. Innahụ 'alā raj'ihī laqādir

8. Sungguh, Dia (Allah) benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati).

(٩) يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ

9. Yauma tublas-sarā`ir

9. Pada hari ditampakkan segala rahasia,

(١٠) فَمَا لَهُۥ مِن قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ

10. Fa mā lahụ min quwwatiw wa lā nāṣir

10. maka dia (manusia) tidak memiliki kekuatan dan tidak (pula) ada penolong.

(١١) وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ

11. Was-samā`i żātir-raj'

11. Demi langit yang mengandung hujan (yang akan kembali),

(١٢) وَٱلْأَرْضِ ذَاتِ ٱلصَّدْعِ

12. Wal-arḍi żātiṣ-ṣad'

12. dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan (yang akan pecah dan kembali),

(١٣) إِنَّهُۥ لَقَوْلٌ فَصْلٌ

13. Innahụ laqaulun faṣl

13. sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar perkataan yang memisahkan (antara yang hak dan yang batil),

(١٤) وَمَا هُوَ بِٱلْهَزْلِ

14. Wa mā huwa bil-hazl

14. dan ia bukanlah senda gurau.

(١٥) إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا

15. Innahum yakīdụna kaidā

15. Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat,

(١٦) وَأَكِيدُ كَيْدًا

16. Wa akīdu kaidā

16. dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang kuat.

(١٧) فَمَهِّلِ ٱلْكَٰفِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا

17. Fa mahhilil-kāfirīna amhilhum ruwaidā

17. Karena itu berilah tenggang waktu kepada orang-orang kafir itu. Beri tangguhlah mereka sebentar.

Peringatan dan Kesimpulan Mengenai Al Qur'an dan Latinnya

Setelah meninjau beberapa surah penting, kita dapat melihat bahwa transliterasi Latin memberikan kemudahan yang luar biasa, terutama bagi pembaca yang akrab dengan aksara Romawi. Namun, keberadaan transliterasi Latin tidak boleh menggantikan kewajiban mendasar bagi setiap Muslim untuk berusaha mempelajari aksara Arab dan kaidah Tajwid.

Kesalahan fonetik dalam membaca Al-Qur'an, sekecil apa pun, berpotensi mengubah makna kata. Contoh klasik adalah perbedaan antara huruf tipis dan tebal, seperti perbedaan antara س (Sin) dan ص (Shad). Jika tidak dilafalkan dengan benar, kata yang dimaksud bisa berbeda artinya secara drastis.

Rekomendasi Bagi Pembaca Latin:

Kesimpulannya, dalam konteks Indonesia, transliterasi Latin adalah alat yang vital untuk mendekatkan umat pada Kitabullah, namun tidak boleh dianggap sebagai akhir dari perjalanan belajar. Transliterasi menjadi jembatan yang kokoh untuk meningkatkan aksesibilitas, sementara pemahaman mendalam tentang teks Arab adalah kunci untuk menjaga kemurnian dan kebenaran ajaran Al-Qur'an. Dengan pendekatan yang hati-hati, kita dapat memanfaatkan transliterasi untuk meningkatkan interaksi kita dengan Al Qur'an dan latinnya tanpa mengorbankan keaslian pelafalan.

🏠 Homepage