Menyelami Makna Ayat Terakhir Surah Al-Falaq: Titik Puncak Perlindungan

Surah Al-Falaq, yang merupakan salah satu dari dua surah pendek pelindung dalam Al-Qur'an, selalu menjadi bacaan yang menenangkan hati umat Muslim. Terdiri dari lima ayat, surah ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai keburukan yang tampak maupun tersembunyi. Namun, ketika kita merenungkan setiap ayatnya, ada kedalaman makna yang semakin terasa, terutama pada ayat terakhirnya.

Ilustrasi simbol perlindungan ilahi

Surah Al-Falaq diturunkan sebagai respons terhadap sihir yang ditujukan kepada Rasulullah SAW oleh orang-orang Yahudi. Dengan memohon perlindungan kepada Tuhan semesta alam, Muslim diajak untuk meyakini bahwa hanya Allah yang mampu menjaga dari segala macam marabahaya, baik yang berasal dari makhluk-Nya, kegelapan malam, maupun tipu daya tukang sihir.

Mari kita telaah ayat demi ayat, yang berpuncak pada ayat terakhir:

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

Ayat keempat Surah Al-Falaq mengingatkan kita untuk memohon perlindungan dari kejahatan malam saat kegelapan merayap. Malam hari, dengan segala ketidakpastian dan potensi bahayanya, seringkali menjadi waktu di mana kejahatan lebih mudah tersembunyi dan berkembang. Ini bisa merujuk pada berbagai ancaman fisik maupun spiritual yang mungkin timbul saat suasana sunyi dan gelap.

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul,

Inilah ayat terakhir Surah Al-Falaq, ayat kelima. Ayat ini secara spesifik menyebutkan "kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul." Istilah "mengembus pada buhul-buhul" (النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ) merujuk pada praktik sihir yang dilakukan dengan mengikat simpul dan meniup padanya, disertai bacaan mantra tertentu. Ini adalah bentuk kejahatan yang halus namun sangat merusak, yang dampaknya bisa dirasakan secara fisik maupun mental.

Makna Mendalam dan Relevansinya

Ayat terakhir ini memiliki signifikansi yang sangat besar karena ia secara gamblang menunjukkan adanya kekuatan gaib yang dapat disalahgunakan untuk mencelakai orang lain. Kepercayaan pada sihir dan kekuatan jahat bukanlah hal asing dalam berbagai budaya, dan Islam mengakui keberadaannya. Namun, Islam juga memberikan solusi dan perlindungan melalui wahyu-Nya.

Dengan memohon perlindungan dari kejahatan para tukang sihir yang menggunakan buhul-buhul, umat Muslim diajarkan untuk tidak hanya waspada terhadap ancaman yang terlihat, tetapi juga terhadap segala bentuk tipu daya dan kejahatan yang bekerja di alam gaib. Ini adalah pengingat bahwa pertarungan spiritual adalah nyata, dan kita perlu senantiasa berlindung kepada Sang Pencipta yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Lebih dari sekadar perlindungan dari sihir, ayat ini juga dapat diinterpretasikan secara lebih luas. "Mengembus pada buhul-buhul" bisa melambangkan upaya-upaya destruktif yang dilakukan secara terencana dan sistematis, seperti fitnah, hasutan, atau rencana jahat yang dirancang untuk "mengikat" dan menghancurkan kehidupan seseorang atau sebuah komunitas. Kejahatan semacam ini bisa datang dari siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, meskipun ayat ini spesifik menyebutkan kaum wanita, namun esensinya adalah pada perbuatan jahat itu sendiri.

Kekuatan Iman dan Tawakkal

Membaca dan merenungkan ayat terakhir Surah Al-Falaq, bersama dengan ayat-ayat sebelumnya, bukanlah tanda ketakutan yang berlebihan, melainkan sebuah bentuk ibadah dan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT. Ini adalah cara kita mengakui keterbatasan diri dan kelemahan manusia di hadapan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Ketika kita memohon perlindungan, kita juga menegaskan keyakinan kita bahwa Allah adalah pelindung terbaik.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, ayat-ayat pelindung seperti Surah Al-Falaq menjadi jangkar spiritual yang menenangkan. Ayat terakhir ini, khususnya, mengingatkan kita bahwa meskipun ada kekuatan yang berusaha menjatuhkan, ada pula kekuatan ilahi yang selalu siap menjaga bagi mereka yang memohon dengan tulus.

Maka, jadikanlah Surah Al-Falaq, termasuk ayat terakhirnya, sebagai zikir harian. Bacalah saat pagi dan petang, sebelum tidur, atau kapan pun hati merasa gelisah. Dengan keyakinan yang kuat, insya Allah, kita akan senantiasa berada dalam lindungan-Nya dari segala macam keburukan.

🏠 Homepage