Surat Al Baqarah Ayat 10: Makna, Latin, dan Tafsir Lengkap

Baqarah

Surat Al-Baqarah, yang berarti "Sapi Betina", merupakan surat kedua dalam Al-Qur'an dan surat terpanjang dalam kitab suci umat Islam. Ayat-ayatnya mencakup berbagai ajaran, kisah nabi, hukum, dan prinsip-prinsip kehidupan. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan sering direnungkan adalah ayat kesepuluh.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.

ٱللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِى طُغْيَـٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ

Allaahu yastahzi'u bihim wa yamudduhum fii thughyaanihim ya'mahuun.

Arti Surat Al Baqarah Ayat 10

Ayat kesepuluh dari Surat Al-Baqarah ini memiliki terjemahan yang cukup ringkas namun sarat makna. Secara umum, ayat ini menerangkan tentang bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berinteraksi dengan orang-orang munafik. Allah membalas olok-olok mereka dengan sesuatu yang setimpal, dan membiarkan mereka terus menerus dalam kesesatan dan kebingungan mereka.

Ayat ini sering kali dibaca dan direnungkan dalam konteks bagaimana Allah memperlakukan orang-orang yang mengaku beriman namun hatinya tidak demikian. Mereka mencoba menipu Allah dan orang-orang mukmin, namun pada hakikatnya mereka menipu diri mereka sendiri. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk isi hati yang tersembunyi.

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 10

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ayat ini berbicara mengenai balasan dan ketetapan Allah terhadap kaum munafik. Dalam ayat ini terdapat dua poin utama:

1. Balasan Allah atas Olok-olok Orang Munafik

Ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin melaksanakan perintah Allah, mereka seringkali mencibir dan mengolok-olok. Mereka menganggap apa yang dilakukan orang mukmin sebagai kebodohan atau sesuatu yang tidak bermanfaat. Namun, Allah membalas olok-olok mereka dengan balasan yang setimpal, yaitu dengan menimpakan sesuatu yang lebih buruk kepada mereka. Balasan ini bukanlah balasan yang sama persis, melainkan balasan yang menunjukkan kelemahan dan kehinaan mereka di hadapan Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa sifat Allah yang "mengolok-olok" di sini bukanlah seperti olok-olok yang dilakukan manusia, yang biasanya diliputi rasa dendam atau kejengkelan. Akan tetapi, ini adalah bentuk balasan dari Allah yang menunjukkan bahwa rencana licik mereka tidak akan berhasil, bahkan akan berbalik menimpa mereka sendiri.

2. Allah Membiarkan Mereka dalam Kesesatan

Poin kedua dari ayat ini adalah tentang bagaimana Allah membiarkan orang munafik itu tenggelam lebih dalam ke dalam kesesatan dan kebingungan mereka ("wa yamudduhum fii thughyaanihim ya'mahuun"). "Yamudduhum" bermakna memanjangkan umur mereka atau memberikan kesempatan lebih banyak, sementara "thughyaan" berarti melampaui batas atau berbuat zalim. "Ya'mahuun" berarti mereka kebingungan, tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Ini adalah bentuk hukuman yang lebih berat. Allah tidak segera menghukum mereka, melainkan memberikan mereka kesempatan untuk terus berbuat durhaka. Dengan kesempatan tersebut, mereka semakin menjauh dari kebenaran, semakin tersesat, dan hatinya semakin mengeras. Mereka menjadi orang-orang yang "buta" terhadap petunjuk Allah, sehingga terus menerus berada dalam keraguan dan kesesatan. Ketenangan yang mereka rasakan di dunia bukanlah tanda kebaikan, melainkan istidraj (dibawa perlahan-lahan menuju celaka).

Tujuan Allah membiarkan mereka dalam kondisi ini adalah agar mereka benar-benar layak mendapatkan siksa yang pedih di akhirat kelak. Mereka diberikan kesempatan untuk melihat bagaimana kaum mukmin meraih kemenangan dan pertolongan Allah, sementara mereka terus menerus dalam kekalahan dan kebingungan. Ini akan semakin menambah penyesalan dan siksa bagi mereka.

Memahami makna Surat Al-Baqarah ayat 10 ini memberikan pelajaran penting bagi setiap Muslim. Kita diajarkan untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam beribadah, berhati-hati dari sifat kemunafikan, dan menyadari bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Hindarilah perbuatan yang mendatangkan murka Allah dan teruslah memohon petunjuk agar senantiasa berada di jalan yang lurus.

🏠 Homepage