Simbol Al-Qur'an

Surat Al Baqarah Ayat 169: Memahami Ajaran tentang Kebenaran dan Larangan Mengikuti Jejak Setan

Dalam kitab suci Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk dan tuntunan bagi umat manusia. Salah satu ayat yang sarat makna dan sering menjadi bahan perenungan adalah Surat Al Baqarah ayat 169. Ayat ini secara tegas mengingatkan kita untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan dan senantiasa berpegang pada kebenaran yang telah Allah SWT firmankan. Memahami tafsir dan pesan mendalam dari ayat ini sangat penting demi membentengi diri dari godaan dan kesesatan.

اِنَّمَا يَأۡمُرُكُمۡ بِالۡاَذٰى وَالۡفَحۡشَآءِ وَاَنۡ تَقُوۡلُوۡا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ
"Sesungguhnya dia (syaitan) hanya menyuruh kamu berbuat kejahatan dan kekejian, dan (melarang kamu) mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat ini merupakan bagian dari rentetan ayat dalam Surat Al Baqarah yang membahas berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan manusia dengan Allah SWT, sesama manusia, serta musuh-musuh kebenaran. Ayat 169 ini secara spesifik menyoroti sifat dan metode kerja setan dalam menyesatkan manusia.

Tafsir Ayat 169 Surat Al Baqarah

Para ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini menjelaskan karakteristik utama dari bisikan dan perintah setan. Kata "اِنَّمَا" (innama) yang berarti "sesungguhnya" atau "hanyalah" menekankan bahwa tujuan utama setan dalam menggoda manusia adalah untuk menjerumuskan mereka ke dalam jurang keburukan. Setan tidak memiliki tujuan lain selain hal tersebut.

Selanjutnya, ayat ini merinci dua jenis ajaran setan:

Selain itu, ayat ini juga menyebutkan larangan setan: "وَاَنۡ تَقُوۡلُوۡا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ" (wa an taqulu 'alallahi ma la ta'lamun). Ini adalah peringatan keras agar manusia tidak berani berbicara mengenai Allah SWT tanpa ilmu dan pengetahuan yang benar. Ini termasuk mengatasnamakan Allah dalam kebatilan, membuat-buat ajaran baru yang tidak bersumber dari wahyu, atau memberikan fatwa tanpa dasar pengetahuan yang memadai. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu adalah bentuk kebohongan dan kedustaan terhadap Pencipta alam semesta.

Pesan Moral dan Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat Al Baqarah ayat 169 memberikan pelajaran yang sangat relevan bagi setiap Muslim. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan informasi, godaan, dan tren yang beragam, kita perlu waspada terhadap bisikan-bisikan yang tidak sejalan dengan ajaran agama.

Setan tidak hanya berwujud dalam bentuk fisik, tetapi juga melalui berbagai saluran seperti propaganda yang menyesatkan, godaan hawa nafsu, pertemanan yang buruk, media yang menyebarkan kemaksiatan, serta berbagai argumen dan pemikiran yang menyimpang dari kebenaran. Ajaran setan, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini, bertujuan untuk merusak tatanan sosial, merusak moral individu, dan menjauhkan manusia dari jalan Allah.

Untuk membentengi diri, kita perlu senantiasa memperkuat iman, memperdalam ilmu agama, dan membiasakan diri untuk berpikir kritis terhadap setiap informasi yang kita terima. Bertanya kepada orang yang berilmu dan tidak berani berbicara atas nama Allah tanpa dasar yang kuat adalah kunci untuk menghindari kesesatan.

Selain itu, ayat ini juga mengajarkan pentingnya berhati-hati dalam berucap dan bertindak. Apa yang kita ucapkan dan lakukan dapat berdampak besar bagi diri sendiri dan orang lain. Jika sesuatu itu berpotensi mendatangkan mudharat (al-adha) atau merupakan perbuatan keji (al-fahsha'), maka sudah seharusnya kita menghindarinya, sebagaimana perintah Allah SWT.

Menolak Ajaran Setan, Meraih Ridha Allah

Puncak dari pemahaman ayat ini adalah kesadaran bahwa kita harus secara aktif menolak segala bentuk ajaran dan tipu daya setan. Ini bukan berarti kita harus hidup dalam ketakutan, tetapi lebih kepada kesiapan untuk mengenali dan menjauhi apa yang Allah SWT larang.

Dengan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah, serta senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT, kita dapat terhindar dari jeratan setan. Ayat 169 ini adalah pengingat konstan bahwa pertarungan melawan kebatilan adalah perjuangan yang terus menerus, dan sumber kekuatan kita adalah dari Allah SWT semata. Dengan demikian, kita dapat berjalan di atas jalan yang lurus, meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, serta mendapatkan ridha dari Tuhan semesta alam.

🏠 Homepage