Surat Al-Baqarah, sebagai surat terpanjang dalam Al-Qur'an, memuat berbagai ayat yang menjadi pedoman dan petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Di antara ayat-ayat penting tersebut adalah rangkaian ayat 21 hingga 25 yang memiliki makna mendalam tentang penciptaan, keesaan Allah, dan konsekuensi dari keyakinan. Ayat-ayat ini sering kali dibaca dan direnungkan karena menawarkan pandangan komprehensif tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Memahami arti dan makna dari setiap ayat adalah kunci untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya bagi mereka yang sedang belajar membaca Al-Qur'an atau ingin memperdalam pemahaman, membaca terjemahan dan transliterasi latin dari ayat-ayat ini sangat membantu. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai Surat Al-Baqarah ayat 21-25 beserta transliterasi latin dan terjemahannya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yā ayyuhan-nāsu‘budū rabbakumul-lażī khalaqakum wal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
Ayat pembuka ini langsung menegaskan inti dari eksistensi manusia: ibadah kepada Allah. Seruan ini bersifat universal, ditujukan kepada seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Allah mengingatkan bahwa Dia adalah Sang Pencipta, baik pencipta kita saat ini maupun generasi-generasi sebelumnya. Penekanan pada Sang Pencipta ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa syukur dan kepatuhan. Tujuannya adalah agar manusia senantiasa bertakwa, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Al-lażī ja‘ala lakumul-arḍa firāshaw was-samā’a binā’an, wa anza-la minas-samā’i mā’an, fa-akhraja bi-hī minat-samarāti rizqan lakum, falā taj‘alū lillāhi andādan wa antum ta‘lamūn(a).
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan (air) itu Dia menghasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Maka janganlah kamu menjadikan suatu tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Ayat kedua ini merinci beberapa tanda kebesaran Allah yang terlihat jelas di alam semesta. Bumi dijadikan sebagai hamparan yang nyaman untuk ditinggali, sementara langit diibaratkan sebagai atap pelindung. Turunnya hujan dari langit tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai sarana bagi Allah untuk menumbuhkan berbagai macam buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia. Setelah menjelaskan nikmat-nikmat ini, Allah melarang keras untuk menjadikan tandingan bagi-Nya. Larangan ini sangat penting karena seringkali manusia terjerumus dalam kesyirikan, yaitu menyekutukan Allah dengan selain-Nya, padahal bukti keesaan-Nya sangat jelas.
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Wa in kuntum fī raibim mim-mā nazzal-nā ‘alā ‘abdinā fa’tū bi-sūratim mim-mitslihī wad‘ū syuhadā’akum min-dūnillāhi in kuntum ṣādiqīn(a).
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Ayat ini merupakan tantangan langsung dari Allah kepada siapa pun yang meragukan kebenaran Al-Qur'an. Allah mengajak mereka untuk mendatangkan satu surah saja yang menandingi Al-Qur'an, meskipun hanya satu surah, dan untuk meminta bantuan siapa pun selain Allah. Tantangan ini menunjukkan keunikan dan kemukjizatan Al-Qur'an yang tidak akan mampu ditandingi oleh makhluk mana pun. Hal ini menegaskan kembali bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang sempurna dan tidak ada tandingannya.
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
Fa-il-lam taf‘alū walan taf‘alū fattāqun-nārāl-latī wuqūd-uhan-nāsu wal-ḥijārah, u‘iddat lil-kāfirīn(a).
Maka jika kamu tidak mampu membuat (sesuatu yang serupa dengannya), maka takutlah kepada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Setelah memberikan tantangan pada ayat sebelumnya, ayat ini melanjutkan dengan ancaman serius. Allah menyatakan bahwa jika mereka tidak mampu membuat yang serupa dengan Al-Qur'an, dan bahkan menegaskan bahwa mereka *tidak akan pernah* mampu melakukannya, maka mereka harus takut kepada neraka. Neraka digambarkan sebagai tempat yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, dan neraka itu telah disiapkan bagi orang-orang yang mengingkari kebenaran Allah. Ini adalah peringatan keras tentang konsekuensi dari penolakan terhadap kebenaran Ilahi.
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهَارُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗ وَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
Wa basysyiril-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt(i), anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), kullamā ruziqū minhā min-tsamaratir-rizqan qālū hādhāl-lażī ruziq-nā min-qablu wa utū bihī mutasyābihā(n), wa lahum fīhā azwājum-mutahharah(tun), wa hum fīhā khālidūn(a).
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa bagi mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya." Sungguh, mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan mereka di sana memperoleh pasangan-pasangan yang suci (dari segala cela), dan mereka kekal di dalamnya.
Sebagai penutup rangkaian ayat ini, Allah memberikan kabar gembira bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Balasan bagi mereka adalah surga yang penuh kenikmatan, di mana terdapat sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Buah-buahan yang diberikan di surga disebutkan mirip dengan rezeki yang pernah diberikan di dunia, namun dengan kualitas yang jauh lebih baik. Hal ini menunjukkan kemurahan Allah yang tidak melupakan pemberian-Nya. Selain kenikmatan fisik, mereka juga akan mendapatkan pasangan-pasangan yang suci dan akan kekal di dalam surga. Ayat ini memberikan motivasi yang kuat bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga keimanan dan meningkatkan amal perbuatan baik.
Kelima ayat dari Surat Al-Baqarah ini memberikan gambaran lengkap tentang prinsip dasar ajaran Islam: pengakuan atas keesaan Allah, pentingnya bersyukur atas nikmat-Nya, tantangan terhadap keraguan dengan bukti kemukjizatan Al-Qur'an, peringatan tentang azab bagi yang ingkar, dan janji pahala surga bagi orang beriman dan beramal saleh. Memahami dan merenungkan surat al baqarah ayat 21 25 latin serta terjemahannya adalah langkah penting dalam memperdalam keyakinan dan mengarahkan hidup sesuai tuntunan Ilahi.