Surat Al-Baqarah, surat kedua dalam Al-Qur'an, merupakan juz terbesar yang sarat akan petunjuk ilahi. Di dalamnya, Allah SWT menguraikan berbagai aspek kehidupan, mulai dari akidah, syariah, hingga kisah-kisah para nabi. Bagian awal surat ini, khususnya ayat 21 hingga 40, memberikan fondasi penting mengenai seruan untuk beriman, penjelasan tentang hakikat manusia, serta mukjizat penciptaan yang menunjukkan kebesaran Sang Pencipta.
Memasuki ayat 21, Allah SWT menyeru umat manusia untuk menyembah Rabb mereka, satu-satunya Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu. Seruan ini merupakan inti dari dakwah para nabi dan rasul. Berikut kutipan ayat-ayat tersebut:
21. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa."
Ayat ini secara tegas mengingatkan bahwa tujuan utama penciptaan adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah bentuk pengabdian total yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Allah mengingatkan bahwa Dia bukan hanya menciptakan kita, tetapi juga generasi sebelum kita, menunjukkan kontinuitas penciptaan dan tanggung jawab yang sama bagi seluruh umat manusia untuk menyadari kebesaran-Nya.
Selanjutnya, Allah SWT menguraikan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui fenomena alam yang menakjubkan. Ayat 22 menyebutkan bagaimana Allah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan hujan untuk menumbuhkan berbagai macam buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia. Ini adalah bukti nyata dari rahmat dan kekuasaan Allah yang patut direnungkan.
22. الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; maka janganlah kamu membuat tandingan-tandingan bagi Allah padahal kamu mengetahui."
Dalam ayat ini, terselip peringatan keras untuk tidak menyekutukan Allah (syirik) dengan apa pun, karena kita mengetahui keesaan-Nya. Peringatan ini sangat penting untuk menjaga kemurnian tauhid.
Kemudian, Allah Swt menantang orang-orang yang meragukan Al-Qur'an untuk mencoba membuat satu surat saja yang serupa dengan Al-Qur'an, jika mereka benar-benar ragu akan kebenarannya. Tantangan ini ditegaskan dalam ayat 23-24, sekaligus menunjukkan mukjizat Al-Qur'an yang tidak akan mampu ditandingi oleh makhluk mana pun.
23. وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Dan jika kamu ragu tentang Al-Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang serupa dengan Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
24. فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
"Maka jika kamu tidak dapat membuat satu surat pun dari Al-Qur'an dan kamu pasti tidak akan dapat membuatnya, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, (yang disediakan) untuk orang-orang kafir."
Tantangan ini sekaligus menjadi peringatan akan azab neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang mengingkari kebenaran Allah.
Selanjutnya, ayat 25-26 memaparkan janji kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yaitu mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah.
Ayat 27-29 menjelaskan tentang orang-orang yang mengingkari janji Allah, memutuskan silaturahim, berbuat kerusakan di muka bumi, dan mengingkari penciptaan langit dan bumi. Mereka adalah orang-orang yang merugi.
Menariknya, ayat 30-34 mengisahkan tentang penciptaan Nabi Adam as. Allah mengumumkan kepada para malaikat bahwa Dia akan menjadikan khalifah di bumi. Para malaikat awalnya bertanya, namun Allah menunjukkan ilmu-Nya dengan mengajarkan nama-nama segala sesuatu kepada Adam. Ketika Adam mampu menyebutkan nama-nama itu, para malaikat diperintahkan untuk sujud kepada Adam, kecuali Iblis yang menolak karena kesombongannya.
30. وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.' Mereka berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya, dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?' Tuhan berfirman, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'"
Kisah penciptaan Adam ini mengandung hikmah mendalam mengenai kedudukan manusia sebagai khalifah, tanggung jawabnya untuk memakmurkan bumi, serta pelajaran tentang bahaya kesombongan dan penolakan terhadap perintah Allah.
Memasuki ayat 35, Allah SWT memerintahkan Adam dan Hawa untuk menikmati segala makanan dari surga, kecuali satu pohon yang dilarang. Namun, setan menggoda mereka untuk memakan buah terlarang tersebut, yang berujung pada terusirnya mereka dari surga.
Ayat 36 menceritakan bagaimana setan berhasil menggoda keduanya, sehingga Allah menurunkan mereka ke bumi. Ini adalah awal dari ujian manusia di dunia. Ayat 37-39 menegaskan bahwa Allah menerima taubat Adam dan Hawa, serta memberikan petunjuk kepada mereka. Siapa pun yang mengikuti petunjuk-Nya, tidak akan ada ketakutan dan kesedihan.
39. وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."
Ayat 39 menjadi penegasan mengenai nasib orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Allah, yaitu sebagai penghuni neraka yang kekal.
Terakhir, ayat 40 menjadi penutup bagian ini dengan pengulangan perintah untuk Bani Israil agar mengingat nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, menepati janji-Nya, dan hanya beriman kepada-Nya. Ini adalah pengingat penting akan pentingnya mensyukuri nikmat dan konsisten dalam keimanan.
Secara keseluruhan, ayat 21-40 Surat Al-Baqarah memberikan gambaran komprehensif mengenai seruan fundamental untuk beribadah kepada Allah, bukti kebesaran-Nya melalui penciptaan, kisah awal manusia sebagai pelajaran moral, serta konsekuensi dari keimanan dan kekufuran. Ayat-ayat ini menjadi fondasi bagi pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.
Mari kita renungkan kembali makna ayat-ayat ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa beriman, bertakwa, dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Baca juga: Tafsir Lengkap Surat Al-Baqarah