Dalam lautan petunjuk spiritual yang dihadirkan oleh Al-Qur'an, terdapat surat-surat pendek yang menyimpan makna mendalam dan kekuatan perlindungan yang luar biasa. Salah satunya adalah Surat Al-Falaq, surah ke-113 dalam kitab suci umat Islam. Surat ini, bersama dengan Surat An-Nas, seringkali disebut sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (dua surat perlindungan), yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai wirid bagi kaum mukminin untuk berlindung dari berbagai keburukan.
Fokus artikel ini adalah pada **surat al falaq ayat 4 dan artinya**. Ayat ini secara spesifik menyebutkan salah satu sumber keburukan yang perlu kita hindari dan berlindung kepada Allah dari padanya. Memahami kandungan ayat ini tidak hanya memberikan kita pengetahuan teologis, tetapi juga membekali kita dengan kesadaran spiritual untuk menghadapi berbagai tantangan hidup.
Mari kita simak lafal Surat Al-Falaq ayat 4 beserta terjemahannya.
"dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul,"
Ayat ini secara gamblang menggambarkan perlindungan yang kita mohonkan kepada Allah dari satu jenis keburukan yang spesifik: kejahatan para penyihir yang meniup pada buhul-buhul. Kata "Naffāthāt" (النَّفَّاثَاتِ) berasal dari akar kata "nafaḥa" (نَفَخَ) yang berarti meniup. Dalam konteks ini, ia merujuk pada tindakan sihir yang dilakukan oleh para penyihir, seringkali dibarengi dengan ritual meniup pada ikatan-ikatan atau simpul (bu'kul, الْعُقَدِ).
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa praktik ini merupakan salah satu metode yang digunakan oleh para tukang sihir untuk mempengaruhi seseorang atau suatu keadaan. Mereka mengikat simpul-simpul pada tali atau benda lain sambil membacakan mantra-mantra atau niat-niat buruk, lalu meniupkan energi negatif pada ikatan tersebut. Tujuannya adalah untuk mendatangkan mudharat, seperti penyakit, permusuhan, kegagalan, atau bahkan gangguan batin.
Perintah untuk berlindung dari kejahatan semacam ini menunjukkan bahwa sihir dan praktik perdukunan adalah sesuatu yang nyata dan dapat membawa dampak buruk. Al-Qur'an tidak menyangkal keberadaannya, melainkan mengajarkan umat Islam untuk berlindung kepada Zat Yang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT, yang memiliki kekuatan mutlak atas segala sesuatu.
Memahami **surat al falaq ayat 4 dan artinya** membawa kita pada kesadaran akan luasnya jangkauan perlindungan yang ditawarkan Allah. Ayat ini tidak hanya sekadar peringatan tentang keberadaan sihir, tetapi juga sebuah penegasan bahwa kekuatan sihir, sehebat apapun dalam pandangan manusia, tetaplah lemah di hadapan kebesaran Allah.
Beberapa poin penting yang dapat ditarik dari makna ayat ini adalah:
Dalam kehidupan modern, meskipun praktik sihir dengan "meniup pada buhul-buhul" mungkin tidak selalu terlihat secara fisik dalam bentuk yang sama seperti di masa lalu, esensi kejahatan dari orang yang berniat buruk, menggunakan cara-cara tersembunyi atau manipulatif untuk merugikan orang lain, tetap ada. Ayat ini dapat diinterpretasikan secara lebih luas untuk memohon perlindungan dari segala bentuk niat jahat, santet, pelet, atau segala macam upaya sihir yang bertujuan merusak kebahagiaan dan ketenangan seseorang.
Memahami **surat al falaq ayat 4 dan artinya** seharusnya mendorong kita untuk lebih tekun dalam mengamalkan bacaan Surat Al-Falaq, terutama sebagai wirid pagi dan petang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri sangat menganjurkan pembacaan surat ini.
Selain itu, kita perlu menjaga keimanan dan keyakinan kita kepada Allah SWT. Hati yang teguh dan pikiran yang jernih, yang diisi dengan dzikir dan doa, adalah perisai terkuat melawan segala bentuk keburukan, termasuk pengaruh sihir. Menjaga hubungan baik dengan Allah, menjauhi maksiat, dan terus meningkatkan kualitas ibadah adalah kunci utama untuk senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Ingatlah bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik penjaga. Perlindungan-Nya jauh lebih kuat dan mutlak daripada segala macam kekuatan makhluk ciptaan-Nya. Dengan memahami dan mengamalkan ayat suci ini, insya Allah, kita akan senantiasa dilindungi dari segala marabahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.