Memahami Keutamaan dan Arti Surat Al Falaq Ayat Keempat

© Simbol Malam

Surat Al-Falaq merupakan salah satu dari dua surat pelindung dalam Al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah, bersama dengan Surat An-Nas. Kedua surat ini sering disebut sebagai "Mu'awwidzatain". Keutamaan surat ini sangat besar dalam memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam keburukan. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam adalah ayat keempat. Memahami arti surat Al-Falaq ayat ke 4 memberikan kita pencerahan tentang sifat-sifat perlindungan yang Allah berikan kepada hamba-Nya.

Surat Al-Falaq terdiri dari lima ayat, dan setiap ayatnya mengandung permohonan perlindungan yang spesifik. Ayat pertama meminta perlindungan kepada Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Ayat kedua memohon perlindungan dari kejahatan makhluk-Nya. Ayat ketiga memohon perlindungan dari kegelapan malam, dan ayat keempat, yang menjadi fokus kita, memohon perlindungan dari orang-orang yang menyihir. Terakhir, ayat kelima memohon perlindungan dari kedengkian orang yang hasad.

Arti Surat Al-Falaq Ayat Keempat

Ayat keempat dari Surat Al-Falaq berbunyi:

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

Dalam bahasa Indonesia, ayat ini memiliki arti: "dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang meniup pada buhul-buhul".

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa "An-Naffathat" merujuk pada wanita-wanita yang memiliki keahlian dalam praktik sihir. Mereka melakukan ritual-ritual khusus, seringkali dengan mengikat tali atau benang menjadi simpul-simpul atau "ubud" (buhul), lalu meniupkan ke dalamnya sambil merapal mantra-mantra tertentu. Tujuannya adalah untuk melancarkan sihir mereka, baik untuk mencelakai, memisahkan, membuat sakit, atau menimbulkan masalah lain pada orang yang menjadi sasaran.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun ayat ini secara spesifik menyebutkan "wanita-wanita penyihir", ini tidak berarti bahwa sihir hanya dilakukan oleh wanita. Konteks turunnya ayat ini dan penekanan pada praktik sihir melalui buhul-buhul itulah yang diungkapkan. Pada umumnya, makna "An-Naffathat" mencakup seluruh pelaku sihir, baik laki-laki maupun perempuan, yang menggunakan metode meniup pada buhul-buhul atau media lain yang serupa untuk menyalurkan energi negatif dan niat buruk mereka.

Permohonan perlindungan dalam ayat ini adalah untuk melindungi diri dari segala jenis sihir yang dapat menimbulkan dampak buruk. Sihir adalah perbuatan yang dilarang keras dalam Islam dan dianggap sebagai kekufuran karena ia melibatkan bantuan dari selain Allah, bahkan seringkali melibatkan jin dan setan. Dampak sihir bisa bermacam-macam, mulai dari gangguan fisik, psikologis, hingga masalah dalam kehidupan rumah tangga dan sosial.

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap segala bentuk kejahatan yang terselubung, termasuk sihir, dan untuk senantiasa berlindung kepada Allah SWT sebagai satu-satunya pelindung sejati.

Mengapa Allah secara spesifik menyebutkan "An-Naffathat" dalam ayat ini? Para ahli tafsir berpendapat bahwa pada masa Rasulullah SAW, praktik sihir yang melibatkan buhul-buhul ini seringkali dilakukan oleh wanita. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui adanya ancaman nyata dari sihir dan memberikan panduan bagi umatnya untuk menghadapinya. Ayat ini bukan sekadar larangan, melainkan juga sebuah ajaran tentang cara kita memohon perlindungan dari ancaman gaib tersebut.

Dalam konteks modern, praktik sihir mungkin tidak selalu terlihat dalam bentuk yang sama, namun esensinya tetap sama: upaya untuk mencelakai orang lain melalui cara-cara yang tidak wajar dan di luar batas-batas normal. Ayat ini mengingatkan kita bahwa ada kekuatan-kekuatan gelap yang berusaha mengganggu ketentraman hidup manusia. Oleh karena itu, membaca Surat Al-Falaq, terutama ayat keempat ini, harus diiringi dengan keyakinan penuh bahwa Allah adalah Pelindung yang Maha Kuat.

Keutamaan membaca Surat Al-Falaq setiap hari, terutama saat pagi dan petang, sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda bahwa barangsiapa membaca kedua surat ini (Al-Falaq dan An-Nas) serta Surat Al-Ikhlas, maka cukuplah ia dari segala sesuatu (terhadap keburukan). Ini menunjukkan betapa ampuhnya bacaan ini sebagai benteng pertahanan spiritual kita.

Dengan memahami arti surat Al-Falaq ayat ke 4 ini, kita diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, dan tidak bergantung pada kekuatan lain selain-Nya. Perlindungan terbaik datang dari Sang Pencipta alam semesta. Ayat ini menjadi pengingat bahwa di balik segala kenyamanan yang kita rasakan, selalu ada potensi keburukan yang harus kita waspadai, dan cara terbaik menghadapinya adalah dengan memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT melalui ayat-ayat suci-Nya.

🏠 Homepage