Visualisasi waktu senja dan keagungan.
Dalam ajaran Islam, salat merupakan tiang agama yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ada lima waktu salat wajib yang telah ditetapkan, yaitu Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Di Indonesia, keberagaman zona waktu telah menciptakan penamaan yang spesifik untuk waktu-waktu salat tersebut, salah satunya adalah Waktu Ashar WITA. Waktu Ashar sendiri memiliki kedudukan penting karena memiliki keutamaan tersendiri dan merupakan salah satu indikator dimulainya proses senja dalam perspektif Islam.
Secara astronomis, waktu Ashar dimulai ketika bayangan suatu benda memiliki panjang yang sama dengan benda itu sendiri, ditambah dengan panjang bayangan saat Dzuhur. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kapan tepatnya bayangan tersebut diukur. Mayoritas ulama Syafi'i, Maliki, dan Hanbali berpendapat bahwa waktu Ashar dimulai ketika bayangan suatu benda telah mencapai dua kali panjang bendanya. Sementara itu, sebagian ulama lain, termasuk Abu Hanifah, berpendapat bahwa waktu Ashar dimulai ketika bayangan suatu benda sama panjangnya dengan benda itu sendiri (setelah bayangan terpanjang saat Dzuhur).
Penentuan waktu Ashar ini memiliki makna spiritual yang mendalam. Salat Ashar dilaksanakan menjelang sore, di mana aktivitas duniawi mulai mereda dan umat Muslim diingatkan untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum malam tiba. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 238:
"Peliharalah semua salat (pentingnya) dan salat Ashar serta berdiri menghadap Allah (dalam salat) dengan khusyuk."
Ayat ini secara eksplisit menyebutkan keutamaan salat Ashar, menekankan pentingnya menjaganya dengan baik. Keutamaan ini juga diperkuat oleh berbagai hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang keutamaan salat Ashar, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
"Barangsiapa yang meninggalkan salat Ashar, maka terhapuslah amalnya."
Hadits ini menunjukkan betapa krusialnya menjaga salat Ashar agar tidak kehilangan pahala dari amalan-amalan baik yang telah dilakukan.
Indonesia memiliki tiga zona waktu utama: Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Waktu Ashar WITA merujuk pada penentuan waktu salat Ashar yang berlaku di wilayah Indonesia yang masuk dalam zona waktu ini. Wilayah yang termasuk dalam zona WITA antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Karena perbedaan garis bujur, waktu salat di setiap zona waktu akan sedikit berbeda. Misalnya, jika di WIB waktu Ashar masuk pada pukul 15:18, maka di WITA, waktu Ashar akan masuk sekitar pukul 16:18 (selisih satu jam), dan di WIT akan masuk sekitar pukul 17:18 (selisih dua jam dari WIB). Penyesuaian ini sangat penting bagi umat Muslim di Indonesia agar dapat melaksanakan salat tepat waktu sesuai dengan kondisi geografis masing-masing.
Masyarakat di wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA) perlu memperhatikan jadwal salat yang spesifik untuk daerah mereka. Banyak aplikasi penunjuk waktu salat dan situs web keagamaan yang menyediakan jadwal salat berdasarkan lokasi geografis, termasuk penentuan Waktu Ashar WITA. Dengan kemajuan teknologi, umat Muslim kini lebih mudah mengakses informasi ini sehingga dapat menjaga kewajiban salatnya dengan lebih baik.
Di luar perhitungan astronomis dan geografis, waktu Ashar memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Waktu ini seringkali dikaitkan dengan refleksi dan persiapan diri menghadapi penghujung hari. Di saat bayangan memanjang, umat Muslim diingatkan akan perputaran waktu di dunia dan pentingnya memanfaatkan sisa usia dengan beribadah.
Keutamaan lain dari salat Ashar adalah berkah yang dijanjikan bagi mereka yang menjaganya. Malaikat menyaksikan pelaksanaan salat Ashar ini, dan orang-orang yang senantiasa menjaga salat Ashar akan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini berdasarkan hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari:
"Barangsiapa yang salat sebelum Ashar dua rakaat, maka salat itu lebih baik daripada dunia seisinya."
Meskipun hadits ini lebih merujuk pada salat sunnah sebelum Ashar, namun ia menunjukkan betapa berharganya momen sebelum dan saat Ashar tiba. Ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, memohon ampunan, dan memperbanyak dzikir.
Dalam kesibukan aktivitas sehari-hari, terutama di wilayah Waktu Ashar WITA, menjaga kewajiban salat Ashar terkadang menjadi tantangan. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
Memahami dan menjaga Waktu Ashar WITA bukan hanya sekadar mengikuti jadwal, melainkan sebuah bentuk ketaatan dan kedekatan kepada Sang Pencipta. Dengan kesadaran dan usaha, setiap Muslim dapat melaksanakan salat Ashar tepat waktu, meraih keberkahan, dan memperkuat pondasi spiritualnya.