Kisah Bani Israil dan Keajaiban Mukjizat dalam Al-Baqarah (Ayat 50-60)

Mukjizat & Pertolongan Allah

Simbol visual yang menggambarkan aliran pertolongan ilahi dan peristiwa penting.

Surah Al-Baqarah, sebagai salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an, sarat akan pelajaran dan kisah yang mendalam bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya, rentang ayat 50 hingga 60 memiliki makna historis dan spiritual yang signifikan, terutama terkait dengan pengalaman Bani Israil dan rahmat Allah SWT yang tak terhingga.

Ayat-ayat Al-Baqarah 50-60 dan Terjemahan Latinnya

Ayat-ayat ini menceritakan kembali momen-momen krusial dalam sejarah Bani Israil, khususnya ketika mereka berada dalam kesulitan dan kemudian diselamatkan oleh Allah SWT melalui perantaraan Nabi Musa AS. Mari kita simak setiap ayat beserta bacaan latinnya:

Ayat 50

وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ

Wa idz qulna udkhulu hadzihil-qaryata fakulu minha haitsu syi'tum raghadan wadkhulu-l-baaba sujjadan wa quluu lith-tah, naghfir lakum khothoyakum, wa sanazidul-mukhsinin.

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu (Nabi Musa dan pengikutmu), lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan kaumnya, sedang kamu menyaksikan.

Ayat 51

فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَظْلِمُونَ

Fa bad-dal-ladzina dzolamu minhum qoulan ghairo-l-ladzi qila lahum, fa arsalna 'alaihim rizam minas-sama'i bima kanu yazh-limun.

Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (untuk memberikan Taurat) selama empat puluh malam, kemudian kamu (Bani Israil) memilih (menyembah) anak sapi sesudah (kematian) Musa, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

Ayat 52

وَإِذْ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Wa idz 'afawna 'angkum mim ba'di dzalika la'allakum tasykurun.

Kemudian setelah itu Kami maafkan kamu, agar kamu bersyukur.

Ayat 53

وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Wa idz ataina Musa-l-kitaba wal-furqana la'allakum tahtadun.

Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Furqan (pembeda antara yang benar dan yang batil), agar kamu mendapat petunjuk.

Ayat 54

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Wa idz qala Musa liqaumihi ya qawmi innakum dzolamtum anfusakum bit-tikhdizikumul-'ijla, fa tubu ila bari'ikum faqtulu anfusakum, dzalikum khoirul-lakum 'inda bari'ikum, fa taaba 'alaikum, innahu huwat-tawwabur-rahim.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Sungguh kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Maka bertobatlah kepada Penciptamu, dan bunuhlah diri-dirimu. Itulah yang lebih baik bagimu di sisi Penciptamu." Maka Dia menerima pertobatanmu. Sungguh, Allah Maha Penerima pertobatan, Maha Penyayang.

Ayat 55

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

Wa idz qultum ya Musa lan nu'mina laka hatta narallaha jahrotan, fa akhadhatkumu-sh-sha'iqatu wa antum tandzurun.

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang." Maka, kamu disambar halilintar, sedang kamu melihatnya.

Ayat 56

ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Tsumma ba'atsnakum mim ba'di mautikum la'allakum tasykurun.

Kemudian Kami hidupkan kamu setelah kematianmu agar kamu bersyukur.

Ayat 57

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Wa dzallalna 'alaikumul-ghamaama wa anzalna 'alaikumul-manna was-salwa, kuluu min thoyyibati ma razaqnakum, wa ma dzolamuna wa lakin kanu anfusahum yazh-limun.

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri.

Ayat 58

وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ

Wa idz qulna-dkhulu hadzihil-qaryata fakulu minha haitsu syi'tum raghadan, wadkhulu-l-baaba sujjadan wa quluu hith-thah, naghfir lakum khothoyakum, wa sanazidul-mukhsinin.

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masukilah negeri ini (Baitul Maqdis), maka makanlah dari mana saja kamu sukai dengan senang (berbahagia) dan masukilah pintu gerbangnya (dengan) berendah diri, serta katakanlah (Kami mohon) ampunan, niscaya akan Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan akan Kami tambah (pahala) bagi orang-orang yang berbuat baik."

(Catatan: Ayat 58 ini memiliki teks Arab yang sama dengan Ayat 50, namun konteksnya merujuk pada perintah untuk memasuki kota suci setelah keluar dari padang Tih).

Ayat 59

فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَظْلِمُونَ

Fa bad-dal-ladzina dzolamu minhum qoulan ghairo-l-ladzi qila lahum, fa arsalna 'alaihim rizam minas-sama'i bima kanu yaf-siqhun.

Tetapi orang yang zalim di antara mereka mengganti (perkataan) yang diperintahkan kepada mereka dengan (perkataan lain) yang tidak akan mereka dengar. Maka, Kami turunkan azab dari langit kepada mereka karena kefasikan mereka.

Ayat 60

وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۚ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Wa idzistasqa Musa liqaumihi, fa qur-na-drib bi 'ashakal-hajar, fanfajarat minhu ithnata 'asyrota 'ainan, qad 'alima kullu unasin masyrabahum. Kuluu wasyrabu mirizqillahi wa la ta'tsau fil-ardi mufsidun.

Dan (ingatlah), ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Maka, memancarlah darinya (batu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya. Makanlah dan minumlah dari rezeki Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di bumi dengan berbuat kerusakan.

Intisari Kisah dan Pelajaran

Rangkaian ayat-ayat ini menggambarkan betapa seringnya Bani Israil menguji kesabaran Allah SWT dan para nabi-Nya. Mereka telah berulang kali mendapatkan pertolongan, mukjizat, dan nikmat, namun seringkali kembali melakukan pelanggaran dan kekufuran. Kisah-kisah ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan peringatan dan pelajaran berharga bagi seluruh umat manusia:

Memahami dan merenungkan ayat-ayat Al-Baqarah 50-60 memberikan kita perspektif yang lebih luas tentang hubungan antara manusia dan Tuhannya, serta pentingnya selalu mengingat nikmat, memohon ampunan, dan berusaha menjadi hamba yang bersyukur dan taat.

🏠 Homepage