Surat Al-Baqarah, surat kedua dalam Al-Qur'an, merupakan lautan ilmu dan petunjuk bagi umat manusia. Di dalamnya terkandung berbagai kisah, hukum, dan peringatan yang sangat relevan hingga akhir zaman. Bagian dari ayat 51 hingga 100 surat ini membahas tentang respons Bani Israil terhadap kenikmatan dan ujian dari Allah, pentingnya ketakwaan, serta peringatan keras terhadap pelanggaran janji dan penolakan terhadap kebenaran.
Simbol Hidayah dan Kebenaran
Memasuki rentang ayat 51-100, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kembali kepada Bani Israil tentang nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka, di antaranya adalah firman-firman-Nya dan perintah untuk menyembelih sapi betina (ayat 51-73). Perintah ini sebenarnya ujian bagi mereka untuk tunduk dan patuh pada perintah Allah meskipun terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya dan berbagai pertanyaan yang mereka ajukan. Sikap mereka yang sering kali mempertanyakan dan mencari celah menunjukkan adanya penyakit dalam hati dan keraguan mereka terhadap ajaran yang dibawa oleh para nabi.
Bani Israil diberikan berbagai bentuk mukjizat dan pertolongan, namun seringkali mereka mengingkarinya. Salah satu contohnya adalah pengalaman mereka setelah diselamatkan dari Fir'aun dan penyeberangan Laut Merah yang ajaib. Namun, bukannya semakin teguh imannya, mereka malah kerap membuat perjanjian dengan Allah, kemudian melanggarnya (ayat 55-56, 75). Peringatan keras diberikan kepada mereka yang melanggar janji, bahwa hati mereka telah menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi (ayat 74).
Allah menekankan pentingnya takwa dalam berbagai ayat di bagian ini. Ketakwaan adalah pondasi keimanan yang kokoh, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa keuntungan sebenarnya datang dari Allah, dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya tidak akan pernah mendapatkan petunjuk-Nya. Mereka akan mengalami kerugian di dunia dan akhirat.
Allah juga mengingatkan tentang bahaya memutarbalikkan perkataan (ayat 59) dan menyembunyikan kebenaran (ayat 159). Perilaku seperti ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap ajaran Allah dan merusak kepercayaan umat. Terhadap mereka yang berbuat demikian, ancaman siksa yang pedih disebutkan dalam Al-Qur'an.
Ayat-ayat mengenai kisah Nabi Musa AS, turunnya Taurat, dan berbagai peristiwa yang dialami Bani Israil menjadi pelajaran berharga. Di dalamnya terkandung kaidah-kaidah penting mengenai pentingnya keikhlasan dalam beribadah, kesabaran dalam menghadapi ujian, dan kehati-hatian dalam ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari ajaran yang lurus.
Dalam rentang Al-Baqarah ayat 51-100, terdapat banyak hikmah yang dapat kita petik:
Dengan mempelajari dan merenungkan ayat-ayat ini, diharapkan kita dapat semakin memperkuat iman, senantiasa meningkatkan ketakwaan, dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang utama. Kehidupan dunia adalah ujian, dan kesuksesan sejati terletak pada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tafsir Ringkas: Bagian ini menguji Bani Israil dengan perintah menyembelih sapi, menunjukkan pola mereka yang sering mempertanyakan dan mencari kemudahan. Allah mengingatkan mereka akan nikmat keselamatan, namun juga konsekuensi dari pelanggaran janji dan kerasnya hati. Ketakwaan ditekankan sebagai kunci keselamatan, dan peringatan keras diberikan bagi yang memutarbalikkan atau menyembunyikan kebenaran.