Quran Surat Al Baqarah ayat 186 merupakan salah satu ayat yang paling sering dikutip ketika membahas tentang keutamaan dan pentingnya berdoa dalam Islam. Ayat ini secara tegas menyatakan kedekatan Allah SWT kepada hamba-Nya dan jaminan-Nya untuk mengabulkan doa. Sebuah janji ilahi yang memberikan kekuatan dan harapan bagi setiap Muslim yang senantiasa memohon kepada Sang Pencipta. Memahami kandungan ayat ini lebih dalam akan menumbuhkan keyakinan dan semangat untuk terus berikhtiar dalam beribadah dan berdoa.
Frasa "fa innī qarībun" (maka sesungguhnya Aku dekat) dalam ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak pernah jauh dari hamba-hamba-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu, mendengar setiap bisikan hati, dan melihat setiap gerak-gerik kita. Kedekatan ini bukanlah kedekatan fisik, melainkan kedekatan dalam arti penjagaan, perhatian, dan kemampuan untuk mengabulkan segala permohonan. Berbeda dengan makhluk yang memiliki batasan ruang dan waktu, Allah Maha Meliputi segalanya. Pemahaman akan kedekatan ini seharusnya membuat kita merasa tenang dan tidak pernah putus asa dalam menghadapi cobaan hidup. Ketika hati terasa berat, ketika masalah datang bertubi-tubi, ingatlah bahwa Allah senantiasa hadir dan mendengarkan.
Puncak dari ayat ini adalah janji-Nya yang terangkum dalam kalimat "Ujību da'wata ad-dā'i idzā da'ān" (Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku). Ini adalah sebuah garansi langsung dari Allah SWT. Namun, perlu dipahami bahwa pengabulan doa memiliki berbagai bentuk dan waktu. Terkadang, doa dikabulkan persis seperti yang kita minta. Kadangkala, Allah menggantinya dengan kebaikan yang lebih baik di dunia atau di akhirat, atau menolak keburukan yang setara dengan nilai doa tersebut. Kuncinya adalah ketulusan dan keyakinan saat berdoa.
Syarat utama agar doa dikabulkan adalah adanya permohonan yang tulus dari hamba kepada-Nya. Ini berarti kita harus benar-benar menghadap Allah dengan hati yang khusyuk, penuh harap, dan yakin bahwa hanya Allah yang mampu memberikan apa yang kita inginkan.
Ayat ini tidak hanya berbicara tentang kedekatan Allah dan janji pengabulan, tetapi juga memberikan petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh hamba-Nya. Kalimat "Fal-yastajībū lī wa-l-yu'minū bī" (maka hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku) adalah dua kunci penting.
Selain itu, ada adab-adab lain dalam berdoa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti memulai doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi, mengangkat tangan, menghadap kiblat, berdoa dengan suara lirih, tidak tergesa-gesa dalam meminta, serta tidak berdoa untuk keburukan.
Mengamalkan kandungan Quran Surat Al Baqarah ayat 186 dalam kehidupan sehari-hari memberikan segudang manfaat. Pertama, ia menumbuhkan ketenangan batin. Mengetahui bahwa ada kekuatan Maha Dahsyat yang senantiasa mendengarkan dan siap menolong membuat hati lebih lapang dan jauh dari rasa cemas berlebihan. Kedua, ia meningkatkan motivasi untuk berbuat baik dan taat kepada Allah. Janji pengabulan doa menjadi penyemangat untuk terus memperbaiki diri dan menjalankan perintah-Nya. Ketiga, ia mengajarkan pentingnya kesabaran dan tawakal. Terkadang, pengabulan doa membutuhkan waktu dan proses. Kita diajarkan untuk tetap sabar dalam ikhtiar dan berserah diri kepada ketetapan-Nya.
Pada akhirnya, doa adalah senjata orang mukmin. Ia adalah jembatan penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Dengan memahami dan mengamalkan Quran Surat Al Baqarah ayat 186, kita diajak untuk terus memelihara hubungan spiritual yang kuat dengan Allah SWT, yakin akan kasih sayang dan pertolongan-Nya, serta senantiasa berada di jalan kebenaran.