Dalam pandangan Islam, kehidupan di dunia bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah jembatan menuju kehidupan abadi di akhirat. Oleh karena itu, setiap Muslim dituntut untuk memahami dan menjalani hidupnya dengan tujuan yang jelas, yaitu meraih keridhaan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan di dunia serta akhirat.
Inti dari tujuan hidup menurut Islam adalah penegakan Tauhid, yaitu pengakuan dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Seluruh aspek kehidupan seorang Muslim harus diarahkan untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada ritual formal seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi mencakup seluruh aktivitas kehidupan yang dilakukan dengan niat karena Allah dan sesuai dengan tuntunan-Nya. Termasuk di dalamnya adalah bekerja, belajar, berinteraksi sosial, hingga menjaga alam semesta. Semua itu menjadi ibadah jika dilakukan dengan benar dan diniatkan untuk mencari keridhaan Allah.
Segala upaya dan amal perbuatan seorang Muslim harus berujung pada pencapaian ridha Allah. Ridha Allah adalah puncak kebahagiaan dan kesuksesan hakiki yang akan membawa keselamatan dan kebahagiaan abadi di akhirat. Untuk meraihnya, seorang Muslim harus senantiasa berupaya memahami kehendak Allah melalui Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya adalah kunci utama untuk mendapatkan cinta dan keridhaan-Nya.
Islam mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Seorang Muslim tidak diperbolehkan untuk hanya fokus pada satu aspek dan mengabaikan yang lain. Kehidupan dunia adalah ladang untuk beramal dan menyiapkan bekal bagi kehidupan akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim didorong untuk:
Keseimbangan ini terwujud ketika seorang Muslim mampu menjalankan kewajiban agama sekaligus berinteraksi dengan dunia secara konstruktif, tanpa terjerumus dalam kesibukan duniawi yang melupakan tujuan utamanya.
Islam juga menempatkan manusia sebagai khalifah (pemimpin atau pengelola) di muka bumi. Tugas ini memiliki tanggung jawab yang besar untuk:
Menjalankan peran sebagai khalifah ini adalah bagian integral dari tujuan hidup seorang Muslim, yang menunjukkan bahwa eksistensi manusia memiliki fungsi dan dampak yang luas.
Pada akhirnya, tujuan hidup menurut Islam adalah untuk menemukan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan duniawi yang bersifat sementara tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan kebahagiaan ukhrawi. Dengan senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berusaha meraih keridhaan-Nya, seorang Muslim akan mendapatkan ketenangan hati, kedamaian jiwa, dan kebahagiaan abadi di surga kelak.
Oleh karena itu, mari kita renungkan kembali tujuan hidup kita sebagai seorang Muslim. Apakah setiap langkah dan tindakan kita telah mengarah pada ridha Allah? Apakah kita telah menjalankan amanah sebagai khalifah dengan baik? Dengan kesadaran dan usaha yang terus-menerus, kita dapat mengarahkan hidup kita pada tujuan yang paling mulia dan bermakna.