Keutamaan Beriman & Kisah Sapi Betina Al-Baqarah (Ayat 62-70)

Keimanan, Ketaatan, dan Pengampunan Menyingkap Hikmah di Balik Kisah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, memuat berbagai ajaran fundamental bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya, terdapat rangkaian yang dimulai dari ayat 62 hingga 70 yang memberikan pelajaran berharga mengenai keutamaan beriman, ketundukan kepada perintah Allah, serta rahmat dan pengampunan-Nya. Kisah yang terkandung di dalamnya, terkait dengan perintah menyembelih sapi betina, menjadi ujian sekaligus penegasan bagi Bani Israil dan pelajaran bagi seluruh umat.

Keutamaan Kaum Beriman yang Sejati

Ayat 62 dan 63 Al-Baqarah menegaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal shalih hamba-Nya. Bagi mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta beramal shalih, niscaya akan mendapatkan balasan berupa pahala yang berlimpah di sisi-Nya. Ini mencakup orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Shabi'in, selama mereka memenuhi syarat keimanan yang benar. Keimanan yang dimaksud di sini adalah keimanan yang tulus, yang diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan.

QS. Al-Baqarah [2]: 62: "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, dan berbuat amal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita."

QS. Al-Baqarah [2]: 63: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil dan Kami angkat bukit (Thursina) di atas mereka (seraya berfirman): 'Ambillah kitab (Taurat) ini dengan sungguh-sungguh dan ingatlah apa yang ada di dalamnya supaya kamu bertakwa.'"

Ayat ini juga mengingatkan tentang pengambilan janji dari Bani Israil untuk berpegang teguh pada Taurat. Pengangkatan bukit di atas kepala mereka merupakan simbol ancaman dan penegasan betapa pentingnya mematuhi perintah Allah yang tertulis dalam kitab suci. Ini menunjukkan bahwa iman dan ketakwaan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus disertai dengan ketaatan yang utuh terhadap petunjuk ilahi.

Ujian dan Ketaatan dalam Kisah Sapi Betina

Rangkaian ayat 64 hingga 70 Al-Baqarah menceritakan kisah spesifik mengenai perintah menyembelih sapi betina sebagai bentuk ujian bagi Bani Israil. Setelah Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka, banyak di antara mereka yang tetap kufur dan mengingkari nikmat. Dalam konteks ini, Allah menguji mereka dengan perintah yang tampak sederhana namun membutuhkan ketelitian dan kepatuhan.

Ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk menyembelih seekor sapi betina, mereka menunjukkan sikap yang beragam. Sebagian besar dari mereka taat dan bertanya lebih lanjut mengenai ciri-ciri sapi tersebut untuk memastikan mereka menjalankan perintah dengan benar. Namun, ada pula di antara mereka yang keras kepala dan berusaha mencari alasan untuk tidak melaksanakan perintah, bahkan terkesan mengejek.

QS. Al-Baqarah [2]: 67: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.' Mereka berkata: 'Apakah kamu menjadikan kami objek olok-olokan?' Musa menjawab: 'Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang berbuat demikian.'"

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sebagian Bani Israil, seperti mengenai warna dan usia sapi, bukanlah tanda ketidakpercayaan, melainkan upaya untuk lebih memahami detail perintah agar dapat melaksanakannya dengan sempurna. Ini menunjukkan bahwa dalam beragama, keingintahuan yang konstruktif untuk memahami ajaran adalah hal yang baik. Namun, sikap sebagian dari mereka yang cenderung mencari celah atau meremehkan perintah, menunjukkan kekerasan hati dan ketidakmauan untuk tunduk sepenuhnya.

Akhirnya, setelah melalui proses tanya jawab yang berulang-ulang karena keraguan dan upaya mengulur waktu dari sebagian mereka, mereka berhasil menemukan sapi betina yang sesuai dengan kriteria. Perintah menyembelih sapi tersebut ternyata memiliki hikmah yang lebih besar, yaitu mengungkap pelaku pembunuhan yang tidak diketahui di tengah-tengah mereka. Dengan memukul salah satu bagian tubuh sapi yang telah disembelih ke tubuh si mayat, Allah menghidupkan si mayat sejenak untuk menunjuk pelakunya.

QS. Al-Baqarah [2]: 70: "Mereka berkata: 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami apa sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu sama (bentuknya) bagi kami, dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk.'"

Pelajaran Berharga dari Kisah Ini

Kisah sapi betina dalam Al-Baqarah ayat 62-70 mengajarkan beberapa pelajaran penting. Pertama, penekanan pada keutamaan iman yang benar yang dibarengi dengan amal shalih. Kedua, pentingnya ketaatan mutlak kepada perintah Allah, bahkan ketika perintah itu terasa tidak lazim atau memerlukan usaha ekstra. Ketiga, rahmat Allah yang luas, yang melalui ujian ini, justru membuka jalan bagi terungkapnya kebenaran dan keadilan.

Bagi umat Muslim, ayat-ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Setiap perintah-Nya memiliki hikmah, dan ketundukan kita akan mendatangkan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Kisah ini juga mengajarkan agar kita senantiasa berdoa memohon petunjuk agar tidak tersesat dalam memahami ajaran agama dan selalu berusaha untuk beribadah dengan penuh kesungguhan dan kejujuran hati.

🏠 Homepage