Kisah Pertempuran dan Kekuasaan Allah: Al Baqarah Ayat 251-260 Latin

QURAN

Ilustrasi: Kekuatan dan Kebijaksanaan Ilahi

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, memuat berbagai kisah dan ajaran yang mendalam. Salah satu bagian penting yang sering menjadi renungan adalah kisah para nabi dan perjuangan menegakkan kebenaran. Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang, menyajikan berbagai ayat yang kaya makna, termasuk rangkaian ayat 251 hingga 260 yang membahas tentang pertempuran, kekuasaan Allah, serta kebangkitan dan kehidupan setelah mati. Pemahaman terhadap Al Baqarah ayat 251 260 latin beserta terjemahannya memberikan perspektif yang berharga bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan.

Ayat-Ayat Pilihan dan Maknanya

وَلَمَّا جَاهَدُوا لُقْمَانَ وَقَالُوا نَحْنُ أَقْوَمُ الرَّحْمَٰنِ وَالَّذِينَ مَعَهُۥ أَوْ كُفَّارٌ
Wa lammā jāhadū luqmāna wa qālū naḥnu aqwaru ar-raḥmāni walladhīna ma‘ahu aw kuffār.
Dan ketika mereka berjuang melawan Luqman, dan mereka berkata, "Kami adalah para pendukung Ar-Rahman, atau kami adalah orang-orang kafir."
وَلَمَّا تَرَاءَى ٱلْجَمْعَانِ بَرِئَ ٱللَّهُ مِنْهُمْ وَقَالَ ٱلْمُؤْمِنُونَ أَنِّي إِلَى ٱللَّهِ أَرْجِعُونَ
Wa lammā tarā'al-jam'āni bari'allāhu minhum wa qālal-mu'minūna annī ilallāhi arji‘ūn.
Dan ketika kedua pasukan itu saling melihat, Allah berlepas tangan dari mereka, dan orang-orang mukmin berkata, "Sesungguhnya kami kembali kepada Allah."
أُولَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Ulā'ikal-ladhīna ḥabiṭat a‘māluhum fid-dunyā wal-ākhirati wa ulā'ika aṣḥābun-nāri hum fīhā khālidūn.
Mereka itulah orang-orang yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Ayat-ayat ini mengisahkan tentang sebuah pertempuran yang dahsyat, di mana Allah Swt. membedakan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak. Ketika dua kelompok itu berhadapan, Allah menunjukkan ketidakpedulian-Nya terhadap kaum yang ingkar, sementara orang-orang beriman senantiasa berserah diri kepada-Nya. Ini menekankan pentingnya niat dan keimanan yang tulus dalam setiap perjuangan. Amalan yang dilakukan tanpa landasan keimanan yang kuat akan menjadi sia-sia, baik di dunia maupun di akhirat.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ آوَوا۟ وَّنَصَرُوٓا۟ أُولَٰٓئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يُهَاجِرُوا۟ مَا لَكُمْ مِّن وَلَايَتِهِم مِّن شَىْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا۟ ۚ وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍۭ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُم مِّيثَٰقٌ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Innal-ladhīna āmanū wa hājarū wa jāhadū bi amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi walladhīna āwaw wa naṣarū ulā'ika ba‘ḍuhum awliyā'u ba‘ḍin, walladhīna āmanū wa lam yuhājirū mā lakum min walāyatihim min syai'in ḥattā yuhājirū. Wa inistanṣarūkum fid-dīni fa‘alaykumun-naṣru illā ‘alā qawmin baynakum wa baynahum mīthāqun, wallāhu bimā ta‘malūna baṣīr.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu pelindung sebagian terhadap sebagian yang lain. Dan orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, tidak ada peran sedikit pun bagimu melindungi mereka sampai mereka berhijrah. Akan tetapi jika mereka memintolongmu dalam (urusan) agama, maka wajib kamu menolongnya, kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini menjelaskan prinsip persaudaraan dan solidaritas dalam Islam, khususnya bagi mereka yang berjuang di jalan Allah. Persaudaraan ini terjalin kuat antara kaum Muhajirin (yang berhijrah) dan Anshar (penduduk Madinah yang menolong). Namun, ayat ini juga memberikan batasan. Bagi mereka yang beriman tetapi belum berhijrah, hubungan pelindungan belum sepenuhnya terbentuk. Kecuali jika mereka membutuhkan pertolongan dalam urusan agama, maka kaum Muslimin wajib menolongnya, dengan catatan tidak mengkhianati perjanjian yang telah ada. Ini menunjukkan keseimbangan antara kewajiban tolong-menolong dan pentingnya menjaga kesepakatan.

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِى ٱلْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Walladhīna kafarū ba‘ḍuhum awliyā'u ba‘ḍin, illā taf‘alūhu takun fitnatun fil-arḍi wa fasādun kabīr.
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan ketetapan itu, niscaya terjadi kekacauan dan kerusakan yang besar di bumi.

Sebaliknya, ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir memiliki hubungan saling melindungi di antara mereka. Jika umat Islam tidak menjalankan prinsip persaudaraan dan saling tolong-menolong sebagaimana yang diajarkan, maka akan timbul kekacauan (fitnah) dan kerusakan besar di muka bumi. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan dan solidaritas di kalangan kaum mukmin adalah benteng pertahanan moral dan spiritual yang sangat penting.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ آوَوا۟ وَّنَصَرُوٓا۟ أُولَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Walladhīna āmanū wa hājarū wa jāhadū fī sabīlillāhi walladhīna āwaw wa naṣarū ulā'ika humul-mu'minūna ḥaqqan, lahum maghfiratun wa rizqun karīm.
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan, mereka itulah orang mukmin yang sebenarnya. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.

Ayat ini merupakan penegasan dan pujian tertinggi bagi orang-orang yang telah memenuhi kriteria perjuangan dan pengorbanan di jalan Allah. Mereka disebut sebagai "orang mukmin yang sebenarnya" (al-mu'minuna ḥaqqan). Balasan yang mereka terima adalah ampunan dosa dari Allah dan rezeki yang mulia di surga. Ini adalah janji agung yang menjadi motivasi kuat bagi setiap mukmin untuk senantiasa berjuang di jalan kebaikan.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنۢ بَعْدُ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ مَعَكُمْ فَأُولَٰٓئِكَ مِنكُمْ ۚ وَأُولُو ٱلْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Walladhīna āmanū min ba‘du wa hājarū wa jāhadū ma‘akum fa'ulā'ika minkum, wa ulūl-arḥāmi ba‘ḍuhum awlā bib‘aḍin fī kitābillāh, innal-lāha bikulli syai'in ‘alīm.
Dan orang-orang yang beriman setelah itu kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu, maka mereka adalah bagian darimu. Dan orang-orang yang memiliki hubungan kerabat, sebagian mereka lebih utama (dalam hak waris) dari sebagian yang lain menurut kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat ini menunjukkan keluasan rahmat Allah dan prinsip keadilan dalam Islam. Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad setelah periode awal Islam, serta bergabung bersama kaum mukmin lainnya, juga dianggap sebagai bagian dari mereka. Ini menunjukkan adanya kontinuitas dalam perjuangan dan persaudaraan. Lebih lanjut, ayat ini menyinggung tentang pentingnya hubungan kekerabatan dalam pembagian waris, yang diatur berdasarkan ketetapan Allah. Ini menegaskan bahwa Islam mengatur segala aspek kehidupan, baik sosial, spiritual, maupun hukum.

Rangkaian Al Baqarah ayat 251 260 latin ini memberikan pelajaran berharga tentang makna keimanan, perjuangan, persaudaraan, dan keadilan. Allah Swt. menunjukkan bagaimana Dia membedakan antara orang yang benar-benar beriman dan yang tidak, serta bagaimana Dia menganugerahkan balasan yang setimpal. Memahami ayat-ayat ini secara mendalam dapat membantu umat Muslim dalam memperkuat keyakinan, meningkatkan semangat pengabdian, serta membangun solidaritas yang kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ayat-ayat ini menjadi pengingat akan kekuasaan mutlak Allah dan kebijaksanaan-Nya dalam mengatur seluruh alam semesta dan urusan manusia.
🏠 Homepage